Chapter 14 : Kedatangan Dia

185 17 0
                                    

          “Mencintai paling sedih adalah
                   mencintai sendirian”
                      -Gavin Sebastian-

___________________________________

Siang ini Nayana sedang bersiap-siap untuk pergi ke salah satu cafe didepan komplek perumahan nya. Okta dan teman-teman SMP nya dulu sudah menunggu disana. Mereka akan reuni kecil setelah 3 tahun tak bertemu. Setelah pulang sekolah tadi ia langsung bergegas membersihkan dirinya. Saat ini gadis itu sudah berpakaian rapi layaknya anak remaja masa kini.

“Mah, Nayana pergi keluar bentar ya” pamit nya kepada Devina yang sedang menonton televisi sembari memakan cookies buatannya.

“Mau kemana Na?”

“Cafe depan Mah, ntar pulang sore deh” katanya seraya memakan cookies buatan Mama nya itu.

“Yaudah hati-hati. Naik apa kamu?” tanya Adrian yang juga ada disana.

“Naik gojek Pah”

“Papa anter aja mau? Mending uangnya buat kamu makan di Cafe nanti”

“Gausah Pah, uda Nayana pesen tadi ntar kalo di cancel kasian Abang gojeknya” Ia melihat notifikasi di handphone nya, panggilan tak terjawab dari Okta memenuhi lookscreen hp nya itu.

“Yaudah Nayana pergi ya Mah, Pah. Assalamualaikum” pamitnya seraya menyalim kedua orang tuanya.

“Waalaikumsalam” kata mereka serempak.

***

“Hai everyone!” sapa Nayana.

“Lama amat Na kirain gak bakal dateng” ucap salah satu teman sebangkunya dulu.

“Macet guys biasa” Nayana segera mengambil tempat duduk ditengah-tengah mereka.

“Okta mana?” tanya Nayana. Hanya tas kecil dan handphone Okta yang ada dimeja tapi pemilik nya tak kelihatan.

“Ke toilet tadi Na” kata gadis cantik disebelah Nayana.

Nayana yang mendengar itupun membulat kan mulutnya membentuk huruf O.

“Lo cantik banget hey. Lama gak jumpa udah pada glow up ya lo semua” puji Nayana disertai kekehan nya.

“Bisa aja lo Na salting nih gue” kata gadis cantik itu malu-malu. Nayana tertawa melihat tingkah nya.

“Dari mana aja lo lama banget” Okta muncul dari arah belakang Nayana.

“Macet Ta” balas Nayana.

“Udah kumpul semua kan yuk lah makan laper banget gue” ajak gadis yang sedari tadi diam memperhatikan teman-temannya itu. Ia sangat lapar mangkanya tak banyak omong.

“Lo uda pesen Na?” tanya Okta. Nayana menggeleng kan kepalanya.

“Gue ke toilet bentar yaa, Ta tolong pesenin gue dong. Samain aja kaya kalian” Nayana segera berjalan cepat kearah toilet. Ia butuh touch up sekarang.

Sesampainya di toilet Nayana segera masuk kedalam dan melihat dirinya dipantulan cermin besar yang menempel di dinding sana.

“Temen-temen gue pada cantik banget ya sekarang beda banget sama gue masih gini-gini aja dari dulu” Nayana insecure mode on.

“Ngerasa gak pantes gue duduk bareng mereka” Ia menyentuh bibirnya yang kering itu. Nayana jarang menggunakan liptint ataupun semacamnya. Ia pikir kalau dasarnya jelek mah diapain juga gabakal berubah.

“Ini waktunya gue seneng-seneng sama mereka. Masalah insecure ntar aja dirumah. Gue harus percaya diri sekarang” Nayana meyakinkan dirinya. Ia harus bisa melawan insecure ini sekarang, bukan waktunya untuk mengucilkan diri sendiri saat ini. Ia mengoleskan lipbalm dibibir nya yang kering itu serta memakai parfum kesukaannya. Barulah ia keluar dari toilet tersebut.

INSECURE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang