“Aku berusaha melupakanmu
mati-matian, tetapi yang mati adalah
perasaanku untuk mencintai orang lain”
-Nayana.R-___________________________________________
Weekend! Hari yang selalu Nayana tunggu. Gadis yang masih bergulung dibalik selimut tebal itu masih saja menutup rapat-rapat matanya saat matahari mulai menampakkan sinarnya. Suara teriakan Arga disusul dengan Dania yang sibuk menjahili si bungsu menggema hingga kedalam kamar Nayana. Fahrezi yang dengan sengaja memutar lagu-lagu galau pilihannya lewat speaker yang sepertinya diletakkan didepan kamar Nayana. Suara-suara itu mulai mengganggu fokus Nayana yang mencoba untuk tidak menghiraukan kebisingan itu.
"Ck, ngantuk banget" gumamnya pelan. "EZII! MATIIN LAGUNYA GUE NGANTUK" teriak Nayana dari dalam. Bukannya menurut, Nayana pikir suara itu makin menjadi bisingnya. Sepertinya Fahrezi menaikkan volume lebih tinggi lagi disana.
Tanpa babibu Nayana segera beranjak dan membuka pintu kamarnya dengan kasar. "Cari mati lo?" tanyanya pelan tapi menusuk.
Sang empu yang mendengar itu hanya menyengir tak berdosa. "Cari cinta sejati, dimana ya kak?" katanya tak nyambung.
"Pah! Liatlah Ezi nih, ganggu Nay lagi tidur dia" adu Nayana saat Adrian kebetulan melewati lorong kamar anak-anaknya itu.
Adrian yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya seraya menghela nafas. Ia segera merangkul Nayana dan mengajaknya untuk menuruni anak tangga. "Nanti lanjut tidur dikamar Papa, biasalah adikmu itu lagi galau dia maklumi saja" kata Adrian mencoba mengerti.
Nayana sontak membalikkan kepalanya dan melihat Fahrezi yang sedang memasang muka tengilnya diatas sana. Seketika bombastic side eye miliknya keluar saat itu juga.
Baru saja menginjakkan kaki di anak tangga terakhir, Nayana sudah disuguhi dengan pemandangan Arga yang tengah berlari dengan membawa 3 biji nugget digenggaman tangannya disusul dengan Dania yang mengejarnya dari belakang.
"Adek, jangan lari-lari! Kamu juga kak, masih pagi udah lari-larian aja" kata Adrian pusing melihat tingkah laku anaknya pagi itu.
"Arga tuh Pah! Masa nugget kakak diambil semua. Punya dia udah habis malah ngambil punya orang" adu Dania.
"Adek cuma bagi doang, gak ngambil" kata Arga mencoba membela diri.
"INI UDAH MAMA GORENG LAGI NUGGETNYA, GAUSAH BERANTEM" teriak Devina dari arah dapur.
Pusing! Satu kata yang menggambarkan Nayana saat ini. Gadis itu berjalan menuju kearah dapur berniat ingin membantu Mama nya yang sedang bergelut dengan alat-alat masak itu. Seketika ngantuk yang tadi masih melekat hilang entah kemana.
"Ada yang bisa dibantu Nyonya?" tanya Nayana sopan.
"Tolong beresin meja kak, biar piring-piring sama lauknya bisa ditata" sahut Devina yang masih sibuk menumis sayur itu.
"Siap ibundaku" kata Nayana cepat. Dengan sigap ia langsung mengerjakan tugas yang diberi oleh Devina. Tak butuh waktu lama, piring-piring serta lauk pauk yang terlihat menggiurkan itu sudah tertata rapi ditengah meja.
"Yeayyy!! Waktunya makan" sorak Arga gembira.
Tak lama satu-persatu penghuni rumah berlantai dua itu sudah berkumpul dimeja makan pagi itu.
"Mah nanti malem kita diundang dinner sama temen Papa si Hartono itu" seru Adrian tiba-tiba.
"Tumben Pah, ada acara apa?" heran Devina.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE (On Going)
Genç KurguIni tentang gadis yang menjadi pengagum rahasia seorang lelaki bertahun-tahun lamanya. Tak ada satupun orang yang tau akan perasaan nya termasuk teman dekatnya. Seorang gadis biasa yang hanya bisa memendam rasa. Nayana Refania ,gadis yang jauh dar...