"Nayana" teriak dua orang lelaki serempak.
Nayana yang sedang menikmati pemandangan didepannya itu menoleh terkejut. "Gavin, Darren?" kagetnya.
"Lo kok bisa disini? Lo diapain sama mereka? Lo gapapa kan?" panik Gavin.
"Lo wartawan?" heran Darren. Gavin yang merasa seseorang disamping nya ini sedang berbicara dengan nya menoleh diam. Ia menatap Darren dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Ck, sama kaya yang tadi..bisu" Darren memutar bola matanya malas.
Gavin mengacuhkan lelaki disebelah nya itu. Ia tak peduli dengan apa yang Darren katakan. Lelaki itu masih sibuk memperhatikan gadis yang sedang terdiam dengan bingung didepannya.
"Kalian gak mau kenalan dulu?" kata Nayana yang akhirnya buka suara.
"Enggak" kata kedua lelaki itu bersamaan.
"Kok gitu?"
"Gak penting" kata mereka kembali serempak.
"Ngomongnya udah barengan gitu, kenalan sabi kali" kata Nayana dengan menaik-naikkan kedua alisnya.
"Na temenin gue makan dikantin yuk, sekalian mau minta tolong buat kenalian gue setiap sudut disekolah ini. Bisa kan? Gue belum hapal soalnya" pinta Darren dengan pandangan penuh harap.
"Gue-"
"Gak bisa, ntar Nayana capek. Lo sendiri aja, uda gede" potong Gavin cepat.
"Nama lo Nayana?" tanya Darren tak suka. Ia tak berbicara dengan manusia muka datar disebelah nya ini, ia berbicara dengan gadis yang tinggi nya hanya sebahunya itu.
"Bisa ren" sahut Nayana. Gavin menatap gadis itu heran. "Gak, ntar lo capek bisa pingsan kaya kemarin" larang Gavin. Ia teringat dengan gadis yang sempat terkapar didepan tiang bendera sekolah nya itu.
"Lo siapa sih? Bukan cowok Nayana juga. Gak berhak larang-larang Nayana kaya gitu" sentak Darren.
"Lo juga bukan kan?" tanya Gavin balik.
"Otw gue" ucapnya cepat.
"Gue juga" sahut Gavin balik.
"Kalian mau kemana?" tanya Nayana bingung.
"Gaada. Ayo kita balik ke kelas, bentar lagi Bu Rosa masuk" ajak Gavin.
"Apa-apaan. Gak! Nayana mau ke kantin sama gue habis itu keliling sekolah" kata Darren tak terima.
"Ini jam pelajaran kalo lo lupa" ucap Gavin malas.
Darren yang mendengar itu seketika langsung mengeluarkan handphone miliknya dari saku celana sekolahnya. Ia terlihat sedang mengetik sesuatu disana.
"Nayana udah gue izinin" kata Darren tiba-tiba."Lah bisa gitu" gumam gadis itu. Walaupun hanya gumaman, Darren bisa mendengarnya.
"Bisa dong" katanya seraya tersenyum manis kepada Nayana. "Udah kan?" tanya nya dengan menatap Gavin datar.
"Na tapi-"
"Gapapa Gavin. Lagian gue juga masih laper pengen makan lagi hehe" Nayana memegang perutnya yang lapar itu. Memang ia sempat makan roti pemberian Gavin tadi, tapi itu tak cukup baginya. Ia harus makan berat.
Setelah cukup lama diamnya lelaki itu, "Gue ikut" kata Gavin.
"Apaan sih, udah lo balik aja sana ah" usir Darren.
"Gue boleh ikut kan Na?" tanya nya pada Nayana yang hanya bisa tersenyum pasrah.
Gadis itu mengangguk. "Boleh Gav" Ia menatap Darren. "Gavin ikut ya Ren" katanya pada lelaki yang bermuka masam itu. Mau tak mau Darren mengangguk. Dari pada tidak sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE (On Going)
Fiksi RemajaIni tentang gadis yang menjadi pengagum rahasia seorang lelaki bertahun-tahun lamanya. Tak ada satupun orang yang tau akan perasaan nya termasuk teman dekatnya. Seorang gadis biasa yang hanya bisa memendam rasa. Nayana Refania ,gadis yang jauh dar...