Chapter 32 : Really meet him?

137 8 4
                                    

“Setelah dia, masih dia”
-Nayana.R-

_________________________________________

Panik! Satu kata yang dapat menggambarkan Nayana saat ini. Ia tak tau harus berlari atau tetap berada disini. Sudah menyusun strategi bagaimanapun, kedua orang tuanya tetap bersikukuh ingin mengajaknya datang kemari.

"Nay! Ayo ih, ngapain bengong disitu coba" seru Devina saat melihat anak perempuannya itu sedang mematung disamping pintu mobil mereka.

"Hah? Ah iya Mah duluan aja, ntar Nay nyusul" katanya berusaha mencari cara.

"No, no!" geleng Adrian tegas. "Papa tau pasti kamu mau kabur kan?" tudingnya.

"Eng-enggak kata siapa" katanya hampir terbata. Ia berusaha menutupi kegugupannya itu.

'Gak bisa gue begini. Gue harus kabur! Ketemu dia? OHH NO! GUE GAK BISA!' panik Nayana dalam hati.

"Nay-nayana ma-mau ke toilet dulu kayanya pah" gadis itu berusaha mencari cara.

"Yaudah! Papa tungguin depan pintu toilet" tegas Adrian.

"Papa apaansih!" kesal gadis itu. "Mahh, liat tuh Papa" adunya pada Devina.

"Pah" panggil Devina lembut pada suaminya. "Gak mungkin Nayana kabur, dia juga gak tau jalan kan? Arah mau ke komplek rumah kita aja kadang dia lupa, apalagi komplek rumahnya Darren. Pintu gerbang juga dijaga sama 2 security, mau kabur lewat mana coba. Udah yuk, kita masuk duluan aja. Pasti mereka udah nunggu" jelas Devina panjang.

"Nayana" panggil Devina. Gadis itu berdehem menyahutinya. Sedikit kesal mendengar penuturan Mamanya tadi. Pelupa begini tapi ia masih ingat seluk beluk rumah Darren, karena bagi Nayana ini juga bukan kali pertama ia menginjakkan kakinya disini.

"Kamu kalo mau ke toilet yaudah gih sana. Jangan lama-lama! Mama percaya kok sama kamu. Inget ya nak, jaga sikap. Kita lagi bertamu" pesan Devina.

"I-iya mah" jawab gadis itu ragu.

Adrian dan Devina segera berlalu pergi meninggalkan Nayana. Mereka berjalan menuju pintu utama yang terletak ditengah rumah megah itu. Tak lama setelah menginjakkan kaki didepan pintu besar yang berada dihadapan mereka, 2 orang maid membuka pintu itu dan perlahan menyambut kedatangan tamu majikannya malam ini.

"Silahkan masuk Bapak dan Ibu, Tuan dan Nyonya sudah menunggu didalam" sambutnya ramah. Ia sedikit menunduk setelah mengucapkan itu.

"Terimakasih" kata Devina sopan. Adrian hanya tersenyum menanggapi sambutan tadi.

"Mari saya antarkan" tawar maid itu pada mereka.

Devina dan Adrian hanya mengangguk seraya tersenyum ramah menyahuti maid tersebut. Mereka diarahkan untuk berjalan menuju tempat dimana Tuan rumah itu berada.

Dilain tempat, gadis yang sudah berganti kostum menggunakan dress hitam selutut yang lehernya dihiasi oleh kalung liontin tipis dengan rambut hitam panjang dibawah bahu yang curly nya sudah hampir menghilang hanya saja ditambah bando mutiara kecil melingkar serta high heels 5cm tipis yang menambah kesan cantik dirinya malam ini. Setelah pulang dari mall bersama Satria dan Al tadi, Nayana segera dibawa masuk kedalam kamar kedua orang tuanya dan di make over se-feminim mungkin oleh Devina. Ia pikir dengan pulang jam 7 malam adalah jalan ninja agar tidak ikut dinner yang sangat dihindari oleh dirinya itu. Tapi gagal! Justru Devina dan Adrian menunggu kehadirannya pulang.

"Gue harus kemana? Kabur? Pasti nanti Mama dan Papa bakal kecewa sama gue. Trus nasib gue gimana dong? Ketemu dia gitu? Gue belum siapp huaaa" celotehnya bingung masih ditempat yang sama.

INSECURE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang