"Jatuh cinta denganmu sungguh
diluar kendaliku. Walau memiliki mu
hanyalah angan semu, dirimu abadi
dalam kisahku"
-Nayana Refania-
____________________________________________
Sinar matahari pagi masuk melalui celah jendela kamar seolah-olah menyambut Nayana pagi ini. Gadis yang sedang menyisir rambutnya itu sesekali bersenandung kecil mengawali paginya. Moodnya sangat baik! Sedari tadi ia tak henti-hentinya tersenyum manis didepan kaca panjang dihadapannya.
"Ihh cantikk bangett siapaa inii?" heboh Nayana menunjuk pantulan dirinya dicermin itu.
Perlahan rasa insecure yang dimilikinya berkurang sedikit demi sedikit. Walaupun terkadang masih suka berada di fase itu, setidaknya Nayana sudah belajar untuk mencintai dirinya sendiri. Motivasi yang ia cari di Instagram berupa rangkaian kata-kata penyemangat, sedikit membawanya bangkit dari rasa insecurenya. Nayana harus belajar untuk mencintai dirinya sendiri, tidak menghakimi apalagi sampai melukai dirinya.
"Aku cantik! Aku baik! Aku membawa energi positif untuk orang-orang disekitarku.Kehadiranku membawa bahagia bagi mereka yang menyayangiku" ucap Nayana dengan mata terpejam. Masih didepan cermin, ia tersenyum menatap dirinya.
"Aku harus bahagia dengan caraku. Ini hidupku! Gaada alasan untuk menghakimi diriku" kata Nayana diakhiri dengan senyum manisnya.
Dengan segera ia menyandangkan ransel hitam itu dipundaknya. Bergegas keluar kamar dengan menenteng sepatu pink putih miliknya.
"Mah, Nayana berangkat sendiri aja ya buru-buru soalnya. Kalo nunggu Papa sama yang lain kelamaan" kata gadis itu berjalan menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa.
"Loh tumben banget. Emang mau ngapain disekolah?" bingung Devina yang masih bergelut dengan alat-alat masaknya.
"Ada urusan mah. Ntar nay sarapan di kantin aja. Ini kayaknya gojeknya udah sampe depan. Nayana pergi dulu ya mah! Assalamu'alaikum" dengan cepat ia meyalim Devina tak lupa mencium pipi sang ibunda.
Gadis itu berlari menuju pintu utama. Munuruni beberapa anak tangga kecil dengan cepat ia naik dan duduk manis diatas motor.
"Pak ngebut ya! Saya buru-buru" kata Nayana sembari menepuk kecil pundak pria setengah baya itu.
"Siap neng! Pegangan yang kenceng" peringatnya.
Motor itu melaju membelah jalanan ibukota. Dibalik helm berwarna hijau itu Nayana tampak diam dengan isi kepalanya yang berisik. Lagi dan lagi, Farren! Lelaki itu masih saja berhasil menguasai pikiran Nayana. Terkadang Nayana bingung, kenapa makhluk itu suka sekali berada didalam pikirannya? Bertahun-tahun lamanya mengapa ia masih saja menempati posisi yang sama?
Cittttttt!!!!
"Astaga! Ada apa pakk?" kaget gadis itu. Kesadarannya yang hampir hilang dibawa ingatan ingatan masa lalu seketika terhenti.
"Lampu merah neng, maaf yak! Agak rabun saya, jadi kurang hati-hati tadi bikin neng kaget" jelas pria setengah baya itu.
"Ohh saya kirain kenapa. Gapapa pak, pelan-pelan aja, saya gak buru-buru kok" bohongnya. Padahal ia sedang mengejar waktu demi menyalin jawaban milik okta karena pekerjaan rumahnya yang belum ia kerjakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE (On Going)
Teen FictionIni tentang gadis yang menjadi pengagum rahasia seorang lelaki bertahun-tahun lamanya. Tak ada satupun orang yang tau akan perasaan nya termasuk teman dekatnya. Seorang gadis biasa yang hanya bisa memendam rasa. Nayana Refania ,gadis yang jauh dar...
