Chapter 10 : Gavin suka?

196 16 1
                                    

           "Kamu terlalu sempurna untuk
            kuceritakan secara sederhana"
          -dari aku yang mengangumi mu-

-----------------------------------------------------

Pagi ini Nayana datang terlambat kesekolah. Ia masih berada di lorong lantai 2, sedangkan diatas sana ia melihat Bu Rosa sudah berjalan masuk kedalam kelasnya. Mampus gue, batinnya.

"Anak-anak pagi ini saya akan mengikuti rapat guru di aula sekolah, Al tolong amankan kelas dan yang lain tolong kerjasama nya. Sekarang kalian catat materi yang sudah saya kirim di platform WA masing-masing" Bu Rosa segera meninggalkan murid-murid nya itu.

Saat Bu Rosa sudah berjalan kearah pintu tak sengaja ia berpapasan dengan Nayana yang berhenti tepat didepan pintu masuk kelas.

"Kamu terlambat" ucap Bu Rosa tegas.

"Terlambat 5 menit doang bu" kata Nayana dengan nafasnya yang masih satu-satu itu.

"Tidak ada toleransi, berdiri didepan tiang bendera selama 60 menit" perintah Bu Rosa. Ia berjalan masuk kedalam kelas lagi.

"Al kamu awasi Nayana 60 menit kedepan, dia saya hukum berdiri didepan tiang bendera. Untuk tanggung jawab kelas kamu serahkan saja pada wakil ketua kelas." pesannya pada si Ketua kelas itu.

"Baik bu" turut Al.

"Yah bu lima menit doang, saya gak sempet sarapan tadi bu ntar kalo saya pingsan gimana? Ibu yg angkat saya mau?" tawar Nayana.

"Tidak ada bantahan Nayana, siapa suruh tidak makan pagi tadi, itu urusan kamu" Bu Rosa segera meninggalkan mereka.

"Na uda turuti aja kali sejam doang kok, bagus juga buat kesehatan berjemur di pagi hari lo" kata Al.

"Al gue masuk ya? Sriusan gue gak kuat banget kalo berdiri lebih lama" mohon Nayana dengan tangan yang ia satukan didada nya itu.

"Ini perintah Bu Rosa Na, ntar malah gue yang kena. Turutin aja ya biar cepat selesai juga, ini udah 3 menit kok" kata Al yang kebetulan memasang stop watch di handphone nya itu.

30 menit berjalan. Nayana bosan, bibir nya juga pucat pasi seperti orang sakit. Keringat didahi nya terkadang menetes jatuh ke seragam sekolah nya. Rambut nya sudah lepek, ia tak sempat memakai topi tadi. Kepala nya panas, pandangan nya mulai menghitam, ia tak lagi bisa berdiri dengan benar. Tak lama kesadaran nya pun hilang. Al yang melihat Nayana jatuh pingsan pun panik. Tak mungkin ia mengangkat Nayana seorang diri. Ia berlari kearah kelas meninggalkan Nayana tergeletak disana.

"Sat bantuin, Nayana pingsan itu" kata Al panik. Satria yang tadi asik bergurau dengan teman-temannya yang lain kaget mendengar kabar dari ketua kelas nya itu.

"Kok bisa? Lo apain?" kata Satria ikut panik. Okta yang mendengar itu ikut turun kebawah seteleh mendengar kabar dari Al.

"Loh mana Nayana nya? Lo bilang pingsan" tanya Satria cepat.

"Tadi dia disini Sat pingsannya, gue inget kok" bingung Al. Saat mereka tiba dibawah tak menemukan Nayana disini.

"Apa dia bangun sendiri ya?" tanya Okta.

"Gamungkin Ta, orang dia pingsan tadi gue tinggal disini" jelas Al.

"Coba kita cari aja ke UKS siapa tau Nayana beneran bangun sendiri trus pergi kesana" saran Satria. Mereka pun segera menuju UKS sekolah yang berada di lorong dekat gudang sekolah itu.

Sementara di UKS

"Kok lo bisa pingsan sih, kenapa gak panggil gue tadi" gumam laki-laki itu seraya memijat ringan dahi gadis yang terbaring tak sadarkan diri didepannya ini menggunakan minyak kayu putih. Nayana yang kesadaran nya mulai kembali merasakan seseorang sedang memijat pelan dahi nya, aroma minyak kayu putih bercampur obat-obatan tercium diruangan itu.

INSECURE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang