Chapter 30 : Psikologi Cinta

98 9 2
                                    

Hari ini pelajaran olahraga, dimana semua murid kelas 3 Akuntansi¹ itu diminta untuk berbaris di lapangan sekolah SMA Nusa Abadi. Ada Nayana dengan wajah tak minatnya, Okta dengan kipas mini yang menggantung di lehernya, Satria yang sibuk menjahili teman-temannya yang lain, Al selaku ketua kelas yang kewalahan menghadapi Satria dan tingkah lakunya, Gavin dengan wajah datarnya mengawasi Nayana dari jauh, serta berbagai tingkah laku random yang dilakukan oleh murid-murid yang berjumlah 30 orang itu. Mereka sedang menunggu guru olahraga yang tak kunjung tiba disana.

"Buset lama banget Pak Romi, keburu jadi ikan kering kita disini" celetuk Nayana yang diangguki cepat oleh Okta.

"Apaan anjir kok gue yang kena" heboh Satria dari arah belakang.

"Mangkanya lo berdua tuh jangan berisik napa sih!" jengah Al kepada 2 temannya itu.

"Iye iye gausah pake urat juga kali bang" sahut Dendi, teman sebangku Satria.

"SEMUA PERHATIAN NYA KEDEPAN!!" teriak Pak Romi tiba-tiba. Seketika murid-murid yang sedari tadi mengeluh itu memusatkan perhatiannya kepada guru berbadan tegap itu.

"Hari ini materi basket. Sebelum bermain, kalian harus pemanasan terlebih dahulu. Ayo semuanya keliling lapangan 8 kali putaran. Sekarang!" perintah Pak Romi.

Satu per satu murid-murid akuntansi itu meninggalkan barisan mereka dan ikut mengelilingi lapangan seperti yang diperintahkan.

"Satria! Jangan mengganggu temannya yang lain. Bapak hukum nanti kamu!" teriak Pak Romi dari pinggir lapangan.

Satria yang mendengar itu malah tertawa. "HUKUM AJA PAK" sahutnya keras "tapi sama Okta kalo bisa" lanjutnya pelan.

Nayana yang kebetulan berada didepan lelaki itu sontak membalikkan kepalanya. Gadis itu tersenyum kecil. "Dasar bucinnya Okta" kata Nayana. Satria balas terkekeh mendengar itu.

Tak lama terdengar sorak-sorak ramai dari arah koridor atas kiri sekolah.

"SEMANGAT OKTA CANTIK"

"OKTA LOVE YOU"

"YANG BAWA KIPAS KECIL MASA DEPAN GUE"

Itu sepertinya para pengagum Okta. Sahabat karib Nayana itu sudah dari dulu menjadi primadona sekolah. Sudah menjadi hal yang wajar bahwa Okta memiliki banyak pengagum di SMA Nusa Abadi.

Tak disangka teriakan pendukung Okta itu seketika tergantikan dengan suara nyaring dari arah koridor atas sebelah kanan.

"NAYANA SEMANGAT!!"
"YANG PAKE BANDANA HITAM ITU PUNYA GUE"
"SEMANGAT CANTIKKU"

Sang empu yang mendengar namanya menggelegar di area sekolah itu sontak mencari sumber suara. Tak lama gadis itu membelalakkan matanya mengetahui siapa orang yang meneriaki dirinya itu.

"Mati gue!" runtuk Nayana dalam hati.

Disana, di lantai 2 atas Darren berdiri dengan Toa putih yang ia genggam erat. Lelaki itu tak sendirian, banyak teman-temannya yang lain berada di belakang tubuhnya.

"AYO SEMUANYA! KELUARIN YEL YEL YANG GUE AJARIN TADI" perintah Darren kepada teman-temannya yang lain.

PAGIKU CERAH KU~
KAU BELAHAN JIWAKU~
ITU NAYANA KU~
CANTIKKU~

"SEKALI LAGII!!!" teriak Darren.

TERPESONA~
AKU TERPESONA~
MEMANDANG SENYUM NAYANA~
INDAH NYAA~

"SEMUANYA BILANG APA??!!"

"NAYANA, JAYA JAYA JAYA!!!" teriak antek-antek Darren.

Gadis berbandana hitam itu terharu. Ia melempar senyum manisnya dari arah lapangan untuk Darren di atas sana.

INSECURE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang