"Mencintai itu kata sifat,
Dicintai itu kata kerja,
Cinta bukan kata benda, itu kata hati"
-Nayana.R-----------------------------------------------------
Matahari sudah hampir tenggelam saat itu, tiba gadis itu dirumahnya ia tak melihat ada seorang pun didalam rumah berlantai dua ini. Nayana baru tiba dirumah pukul 17.30pm dari rumah Satria tadi. Tak mau ambil pusing, Nayana memutuskan untuk segera membersihkan dirinya sembari menunggu anggota keluarga nya yang lain.
"Pada kemana dah gue pulang kaga ada siapa-siapa" monolognya sembari menekan remot tv guna menghidupkan televisi didepannya itu.
"Assalammualaikum" kata Dania yang baru tiba dirumah sore itu.
"Waalaikumsalam. Eh elo kak, tumben pulang sore?" tanya Nayana.
"Gue free hari ini sampe besok. Lo sendirian aja?" herannya. Biasanya ia pulang kerumah, masih berada didepan pintu saja pasti selalu mendengar teriakan Arga atau Nayana yang dijahili oleh Fahrezi.
"Iya kak. Gue juga barusan pulang liat rumah ternyata gaada orang, tau dah pada kemana" jelasnya sambil mengedikkan bahunya. Dania yang mendengar itupun hanya membulatkan mulutnya membentuk huruf O itu.
"Eh Na lo uda makan? Nih gue bawain seblak ceker buat lo, gak pedes kok" Dania meletakkan bungkusan yang berisi seblak itu diatas meja.
"Dih kesambet lo? Kok baik banget?" tanya nya heran seraya memegang dahi kakaknya itu. gak panas kok, batinnya.
"Yee ngeselin lo. Emang gue jahat selama ini hah?" katanya tak terima. Ia menepis pelan tangan Nayana yang berada di dahinya itu.
"Yah gitu lah fifty-fifty" ucap Nayana disertai cengirannya itu.
"Untung mood gue lagi baik Na, males debat sama lo" katanya sambil berjalan kearah dapur.
"Hehe canda gue. Btw makasih kak!" teriak Nayana. Dania hanya berdehem singkat mendengar nya. Ia pun langsung memakan seblak ceker yang dibawa oleh Dania tadi. Ini makanan favorit Nayana setelah es batu kesukaan nya.
"Gila enak banget cekernya, berarti ikhlas nih yang ngasih" gumam nya.
" Heh gue denger yaa. Masih aja lo nganggep gue begitu" kata Dania tiba-tiba muncul ikut duduk lesehan disamping adiknya. Nayana tak mempedulikan Dania, ia masih asik menghabiskan makanannya itu seraya fokus menonton acara yang disiarkan oleh televisi didepannya.
"Eh kak jalan yuk ntar malem. Ini kan malam minggu" ajak Nayana ditengah-tengah ia mengunyah.
"Lah gak salah lo ngajak gue? Gue keluar lah sama cowo gue. Mangkanya cari pacar lo biar punya partner kalo malming" ejek Dania. Adiknya ini sudah dewasa, sudah waktunya ia untuk berpacaran seperti teman-teman nya yang lain, tapi rasanya tak pernah ia melihat Nayana berhubungan dengan seorang laki-laki.
"Iya dah si paling punya cowo" kata Nayana malas.
"Lo kenapa dah gak pernah gue liat bawa cowo kerumah?" tanya Dania heran.
"Males" jawabnya singkat.
"Gamungkin, pasti diem-diem lo punya doi kan?" tuduh kakaknya itu.
"Gue gapunya doi. Lagian siapa juga yang mau pacaran sama gue. Gue gak secantik elo" jelasnya. Ia menghabiskan suapan terakhir nya itu. "Alhamdulillah, kenyang gue".
"Kebiasaan lu insecure mulu, gue tabok ni yaa" ancam Dania. Ia tak suka jika adiknya insecure seperti ini. Baginya Nayana ini tak sejelek yang ia pikir.
"Kaya berani aja lu" tantang Nayana.
"Berani gue. Apa lo?" tantang Dania balik.
"Apaa?!" ngegas gadis itu. Nayana mengambil bantal dikursi sofa tempat ia duduk tadi.
Dania mengambil 2 bantal sedangkan Nayana hanya 1.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE (On Going)
Fiksi RemajaIni tentang gadis yang menjadi pengagum rahasia seorang lelaki bertahun-tahun lamanya. Tak ada satupun orang yang tau akan perasaan nya termasuk teman dekatnya. Seorang gadis biasa yang hanya bisa memendam rasa. Nayana Refania ,gadis yang jauh dar...