Nayana dan Darren sudah tiba dilantai 1 sekarang, mereka sedang berjalan menuju meja makan yang terdapat Hartono dan Della yang sudah menunggu dengan senyuman hangatnya disana.
“Eh udah dateng, sini sayang” ajak Della kepada Nayana agar gadis itu duduk tepat disampingnya.
“Nah sekarang mari makan. Na anggep aja rumah sendiri ya, jangan sungkan-sungkan cantik” kata Hartono dengan ramahnya.
Gadis itu tersenyum manis. “Iya Om, makasih”.
“Kamu mau apa? Biar Tante ambilin, pilih aja sayang mau yang mana hmm?”
“Eh gausah Tante Nayana ambil sendiri aja” tolak nya dengan halus tawaran itu. Iya segera mengambil nasi beserta lauk pauk yang ia mau, secukupnya saja.
“Oke deh, kalo gitu kamu aja. Kamu mau apa? Biar mama ambilin nak” tawarnya pada Darren yang sedari tadi asik melihat gerak-gerik Nayana. Matanya tak pernah lepas dari gadis itu.
“Darren ambil sendiri aja Mah”
“Lah tumben, biasanya juga Mama yang ambilin nasi kamu sekaligus nyuapin kamu” usil Della seraya melirik anak semata wayangnya itu.
Shit, malu guee' batin Darren.
Nayana yang mendengar itu terkekeh kecil. “Bayi gede” celetuknya.
Darren membelalakkan matanya. Bukan, ia bukan tak terima dengan kalimat Nayana, tapi seperti Dejavu dengan panggilan itu.
Itukan panggilan?“Emang Na, hari-hari nya Darren tuh sekolah, main PS bareng temen-temen nya, habis itu tidur. Gitu mulu tiap hari, ntar kalo bukan Tante yang nyuapin dia ni anak gak makan seharian” jelas Della.
“Mama ih” dumel Darren.
Nayana tersenyum mendengarnya, persis seperti Fahrezi jika dirumah.
“Mungkin kalo Nayana yang ngingetin makan gak bakal gitu kali ya” celetuk Hartono tiba-tiba.
“Uhukk, uhukk” batuk gadis itu sepertinya terkejut dengan kata-kata Hartono tadi.
“Nih minum Na” kata Darren dengan menyodorkan gelas minuman miliknya. Gadis itu menerima nya cepat, menenggak nya habis tak tersisa.
“Haus ternyata” gumam Darren.
“Ma-maakasih” ucapnya gugup. Nayana segera menyantap hidangan yang tersaji didepannya guna menutupi kecanggungan nya karena perkataan Hartono tadi.
Mereka pun makan dengan hening, dengan tatapan Darren yang tak pernah lepas dari gadis itu. Benar-benar mampu membuat lelaki berzodiak Pisces itu terbungkam kagum dengan pesona Nayana.
***
“Yah hujann” kata Nayana pasrah saat melihat rintik hujan turun di area kolam renang rumah Darren. Saat ini gadis itu sedang duduk di Gazebo yang terdapat di pojok rumah Hartono, ia tak sendiri disini melainkan ditemani dengan Darren yang asik memakan buah apel disampingnya.
“Yaudah sih pulang malem aja gimana? Gue anter kok janji” kata Darren sungguh-sungguh melihat raut kecewa gadis itu. Sudah dari 15 menit yang lalu Nayana ingin berpamitan pada Hartono dan Della, tapi kedua orangtuanya itu sedang pergi keluar setelah makan siang tadi, alhasil Darren mengajak gadis itu ke Gazebo belakang rumahnya sembari menunggu orang tua nya itu.
“Mau keliling rumah gue gak? Siapa tau ntar jadi penghuni disini” tawar Darren dengan senyuman usilnya.
“Lah gue jadi hantu gitu?” kata Nayana tak paham maksud lelaki disampingnya.
“Ck, bukan. Uda ah ayoo!” seru Darren. Mau tak mau Nayana mengikuti langkah kaki Darren.
Dimulai dari dapur, ruang makan, dan ruangan kosong yang banyak terdapat di lantai bawah rumah megah ini.
“Ini sih 2 kali rumah gue gedenya” gumam Nayana.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE (On Going)
Fiksi RemajaIni tentang gadis yang menjadi pengagum rahasia seorang lelaki bertahun-tahun lamanya. Tak ada satupun orang yang tau akan perasaan nya termasuk teman dekatnya. Seorang gadis biasa yang hanya bisa memendam rasa. Nayana Refania ,gadis yang jauh dar...