Chapter 7 : Tak disangka

262 17 1
                                    

              “Menyukaimu adalah caraku
                     menyakiti diri sendiri”
                 -masih denganku, Nayana-

---------------------------------------------------

Pagi ini Nayana dan Okta pergi kesekolah bersama-sama. Mereka sudah lama tak seperti ini, terakhir kali waktu SMP kata Nayana. Sesampainya disekolah Nayana dan Okta pun langsung berjalan menuju lorong kelas mereka.

"Eh Ta, jurnal lo yang minggu kemarin uda kelar? Gue liat dong" pinta Nayana. Jika sudah masalah jurnal Nayana tak sanggup mengerjakan nya seorang diri. Dulu ia asal pilih jurusan yang mengakibatkan dirinya harus dipaksa paham dengan pelajaran yang sama sekali tak ada skil nya disana.

"Belom Na, lo kira gue ngerti ngerjain nya gimana? Gue mau nyontek sama lo tadi rencananya" Okta sama dengan Nayana. Dahulu ia juga asal pilih jurusan. Mereka sudah janjian ingin masuk akuntansi katanya. Daftar nya pun tak berselang lama, hingga bisa disatukan dikelas yang sama pula.

"Kalo begini mulu kapan kita ngerti nya ya Ta? Gue takut ntar kalo ujian sekolah gabisa jawab nya" kata Nayana bingung.

"Iya Na, mulai sekarang gue mau belajar sungguh-sungguh biar ntar waktu ujian gue gak bingung sendiri" Okta meyakinkan dirinya.

"Alah gaya lo Ta. Belajar trus banyak buku dimeja ,abis itu foto ala-ala aesthetic caption nya 'rutinitas sehari-hari' padahal mah belajar nya bentaran doang, malah lebih balesin komen orang yang ngereply story lu" jelas Nayana sambil tertawa kecil. Okta yang mendengar itupun ikut tertawa. Memang benar, itu dirinya. Belajar hanya 10% selebihnya hanya kebutuhan insta story nya saja.

Tak terasa mereka sudah sampai didepan kelas. Dapat Nayana lihat, teman-teman sekelasnya sibuk mengerjakan tugas jurnal yang diberi oleh Bu Rosa minggu kemarin. Jam pelajaran belum berbunyi. Mereka sengaja datang pagi-pagi demi mengerjakan tugas dikelas bersama-sama. Lebih seru seperti ini pikir Nayana. Mereka yang melihat itupun segera bergabung dengan yang lainnya seraya membawa buku tugas nya itu. Selagi fokus mengerjakan tugas, Satria datang dengan wajah santai nya. Nayana yang melihat itupun mengerutkan keningnya, Ni anak santuy amat dah, tugasnya udah selesai apa? ,batin Nayana.

"Lo kaya gapunya beban Sat, bentar lagi bel juga. Uda selesai lo?" tanya Nayana heran. Santai boleh tapi jangan kelewat juga pikirnya.

"Uda dong Nay. Gue minta kirim si Laras tadi malem. Jadi gak perlu ngerjain pagi-pagi disekolah kaya lo pada" sombong nya seraya membenarkan kerah bajunya itu. Laras itu murid yang mendapat predikat juara 1 dikelas mereka. Nayana bisa saja meminta nya malam tadi, tapi ia tak enak hati. Lebih baik mengerjakan pagi-pagi seperti ini bareng teman-teman yang lain. Kalau Satria mah emang deket sama Laras, jadi tak heran pikir Nayana.

Nayana yang mendengar itupun hanya mengangguk kan kepalanya. Okta sedari tadi hanya diam mendengarkan obrolan mereka. Tak mau ikut campur seperti nya. Tak lama bel pun berbunyi. Mereka segera kembali ketempat masing-masing. Menunggu Bu Rosa datang sambil memeriksa jurnal mereka. Setelah menunggu cukup lama, Bu Rosa tak kunjung datang. Ketua kelas mereka pun langsung turun kebawah menuju kantor guru. Setelah mendapat informasi, ia segera kembali ke kelas nya.

"Guys, Bu Rosa gak masuk pagi ini. Kita free, tapi inget jangan berisik. Ntar dimarahin guru" kata Ketua kelas mereka.

Mereka pun sontak mengeluh. Sudah mengerjakan tugas buru-buru pagi tadi, tetapi sia-sia seperti nya. Tetapi beruntung juga, mereka dapat berkumpul dengan teman yang lain tanpa takut dimarahin Bu Rosa.

"Eh kita main truth or dare yuk. Pake botol minum gue" ajak Putri teman sekelas mereka. Ia mengajak teman didepannya itu. Kebetulan duduknya sejajar dengan bangku Nayana, rasanya ingin ikut bermain dengan mereka.

INSECURE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang