Chapter 11 : Bertemu dia?

233 18 0
                                    

        “Jika kamu mencintainya, izinkan
                 dia mencintai pilihannya”
                          -Gavin Sebastian-                    

-----------------------------------------------------

Malam ini Nayana sedang berada didalam kamar nya yang dingin. Semua terlihat berantakan, barang-barang kepunyaan nya menyebar diruangan itu tak tersusun rapi. Ia berencana akan pergi ke satu acara yang Mama nya ajak tadi. Harus tampil cantik katanya, tetapi kenapa jadi ribet seperti ini?

"Perasaan Mama bilang suruh nemenin dia sama Papa doang ada acara makan malem, tapi kenapa gue yang heboh ya" herannya. Ia menyapu pandangan nya ke seluruh kamar tidur nya itu, sangat amat berantakan sekali pikirnya. Ia memilih untuk membereskan nya saat ia pulang nanti.

"Mah, Pah, Nayana dah ready nih" katanya sambil mengetuk pintu kamar kedua orang tua nya itu. Tak lama pintu itu terbuka menampilkan Adrian dan Devina yang sudah sama rapi nya dengan Nayana.

"Anak Papa cantik banget" kagum Adrian. Jarang-jarang anaknya ini mau menggunakan make-up seperti Dania. Walaupun riasan itu tipis tetapi berhasil membuat Adrian kagum dengan anak gadisnya itu.

"Ah yang bener? Udah mirip kakak belom cantiknya?" malu nya mendengar pujian dari sang Papa. Sehabis pulang sekolah tadi ia sedikit belajar tutorial make-up dari tiktokers yang kebetulan lewat di berandanya.

"Anak Papa cantik semua pokoknya" balas Adrian sambil membelai rambut Nayana lembut.

"Yuk lah kita berangkat ntar telat lagi. Mamah udah cantik belom Pa? Masa anaknya doang yang dipuji" kata Devina yang malam ini menggunakan pakaian muslimah berwarna navy dengan hijab pashmina berwarna abu-abu setara dengan baju Nayana.

Malam ini gadis itu mengenakan kemeja satin berwarna abu-abu yang memiliki corak abstrak dibagian kerahnya, dengan bawahan rok hitam span selutut yang menampilkan kesan seperti gadis dewasa saat ia memakainya, ditambah riasan tipis diwajahnya dan rambut hitam yang sengaja ia gerai sedikit dicurly bawahnya. High heels berwarna hitam yang memiliki tumit setinggi 4cm dengan 3 mutiara kecil disetiap masing-masing nya. Ia tak membawa tas kali ini, handphone nya ia pilih memegang nya saja. Sekali-kali gue begini ,siapa tau ntar pulang dapet cogan satu hihi, batinnya.

"Pokoknya semua yang dirumah ini cantik titik gak pake koma" kata Adrian sambil menyambar kunci mobil yang terletak dimeja itu. Ia tak kalah menawan malam ini, dengan kemeja hitam dan celana bahan berwarna senada dengan atasannya menampilkan kesan wibawa saat memakai nya.

Mereka pun segera menuju tempat acara yang digelar oleh teman Adrian itu. Menempuh waktu 25 menit untuk sampai disana. Terletak disalah satu hotel ternama dikota itu.

"Pah emang ini acara apa sih kok sampe ngajak Nayana" Ia penasaran, biasanya tak pernah ia diajak keacara seperti ini, hanya Mama nya yang menemaninya itu sudah cukup.

"Biar kamu sekali-kali kenalan sama anak temen Papa Na. Banyak yang ganteng juga, siapa tau demen salah satu dari mereka" sahut Adrian.

Mereka pun sampai dihotel itu. Dari luar saja banyak sekali orang-orang berlalu lalang menggunakan pakaian formal mereka. Banyak remaja seusianya yang juga menemani orang tua mereka seperti Nayana sekarang.

Benerkan gue banyak cogan disini, tapi masalah nya emang ada yang mau sama gue? Modelan begini gak yakin gue, batinnya.

"Yuk turun, ntar didalam kamu jaga sikap ya Na" pesan Adrian.

"Siap Pa" katanya yakin.

Mereka pun masuk kedalam hotel itu. Terletak dilantai 5 ternyata. Nayana pikir tak akan semewah ini, ternyata jauh dari dugaan nya. Banyak sekali anak-anak gadis seumuran nya yang ia tebak anak dari pebisnis sukses disini. Duh insecure gue, cantik-cantik banget lagi beda jauh sama gue, batinnya.

INSECURE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang