Chapter 18

46 1 3
                                    

Sebuah reporter TV memberitakan seorang kriminal bernama Bowo Rusdianto yang melakukan tindakan kejahatan berupa percobaan pembunuhan berencana, para polisi beserta detektif Mita dan detektif Marvel bergerak untuk mencari jejak Bowo yang telah kabur.

Tv yang tadinya menyala pun mati, Naya meletakkan remote tv nya di meja nakas di sampingnya, Shakiel yang berbaring memejamkan mata tiba tiba membuka matanya dan langsung duduk di tengah tengah mereka yang bersandar di ranjang
"Kok dimatiin? Kan setelah ini ada kartun, Joana pasti lagi stay di depan tv nunggu acara itu mulai" gerutu shakiel menatap Tv yang sudah mati

"Ini udah jam berapa?" Tanya Naya kepada putranya.

"Jam setengah 8" jawab Shakiel menatap Naya yang tadinya terus melihat tv

"Tau dong, kalo sakit jangan tidurnya malam malam" ucap Naya, Shakiel menunduk lalu berbaring kembali menutupi seluruh badannya dengan selimut putih

"Ck, Naya jangan terlalu batasi ah, masih kecil loh, ayo shaka papa di sini belain shaka oke" Samuel membuka selimut yang menutupi seluruh badan Shakiel

Wajah shakiel yang cemberut berubah menjadi senyuman yang lebar, ia menggeser posisi tidurnya mendekati Samuel.
"Papa ku lebih baik" shakiel berkata dengan di akhiri dengan tertawa kecil

"Samuel arfiza! Shakiel aishaka putra arfiza!" Ucap Naya menatap keduanya yang berbaring berdekatan. Mendengar itu, mata keduanya melotot, Samuel segera menyuruh shakiel geser ke tempatnya

"Ayo tidur dengar kata mama ya nak" pinta Samuel sambil menyelimuti shakiel

Shakiel menahan tawa nya melihat papa nya yang juga takut dengan kekesalan Naya, keduanya menutup matanya tidur saling berhadapan. Melihat pemandangan itu Naya tidak bisa kesal lama dengan mereka, pemandangan yang sangat indah yang belum pernah ia lihat sebelumnya, ia terus mengucapkan terima kasih kepada Tuhan karena telah mengembalikan Samuel kembali ke sisinya.
"Papa, papa..." Bisik shakiel yang bergeser perlahan lahan mendekati Samuel.

"Kalo Nana lagi kesal kayak macan betina" bisik shakiel belum selesai bicara

"Makanya jangan nganggu macan betina lagi ngamuk, nanti dihaum"

"Kalian!" Naya mendengar bisikan mereka.

"Papa, biasa kalo mama lagi kesal begitu, shaka cium mama, mama langsung ngak kesal lagi loh, gimana kalo papa cium mama, papa belum pernah cium mama kan?" Pinta Shakiel menyuruh Samuel segera bangun menggantikannya mencium Naya.

"Papa udah berkali kali cium mama tau" bisik Samuel di telinga shakiel

"Yaudah kalo gitu cium lagi aja" pinta Shakiel lagi agar segera bangun dan mencium Naya.

Naya tentu saja merasa penasaran apa yang mereka bicarakan sampai sampai harus berbisik bisik seperti itu.
"Heh heh, tidur bukan bisik bisik" tegas Naya melihat keduanya.

"Ayo papa"

Samuel menuruti kemauan shakiel yang menyuruhnya bangun mencium Naya agar kesal Naya mereda.
( belum tau aja Naya udah ngak kesal lagi sama mereka wkwk emang dasar shakiel anak pintar)

Samuel duduk di kasur Sambil menatap Naya yang duduk bersandar di ranjang nya
"Naya" panggil Samuel

"Sini aku mau bisikan sesuatu ini rahasia" ucap Samuel menyuruh Naya mendekatinya agar Samuel bisa membisikkan sesuatu kepada Naya. Karena penasaran Naya mendekati Samuel agar Samuel bisa membisikkan sesuatu dengan jarak dekat. Melihat sudah sangat dekat, Samuel segera mengecup pipi Naya

"Itu dari shaka anak kita"

Naya kaget saat Samuel mengecup pipinya tiba tiba, namun rasa kaget itu berubah menjadi malu, keduanya masih menatap dengan jarak kedua wajah yang berdekatan
"Tapi kamu harus terima dari aku"

kisah Naya & Samuel ( Cinta Yang Tak Pernah Hilang )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang