Chapter 15

63 5 7
                                    

Di ruang rawat. 
Charlie, Desti, Maya, Raina, Hans, Linda dan Joana duduk di sofa sambil menunggu shakiel siuman. Suasana hening tidak ada yang berani berbicara sepatah kata pun hanya terdengar suara tv detak jantung.  
“Linda, kamu pulang aja, kasian kamu, kamu juga abis kecelakaan. Maya tolong bawa Joana pulang dulu ya, Joana masih sakit, Hans anterin mereka pulang gih” Charlie berkata berguna untuk memecah keheningan.  

“Iya om Charlie” ucap Hans mengiyakan Charlie  

“Joana biar sama saya aja pak, Maya ngak usah repot repot ya, Joana ayo kita pulang istirahat.” Ajak Linda. 

“Ngak mau, shaka masih belum siuman, Joana mau tunggu shaka siuman dulu” Joana kekeuh tidak mau pulang dan hanya duduk di sofa.

Charlie memberi Joana penjelasan, jika shakiel sudah siuman, Charlie akan segera mengabarinya supaya mereka bisa cepat cepat datang ke rumah sakit, bujukan Charlie berhasil, Joana akhirnya mau ikut pulang bersama Linda diantar oleh Hans.

Rendy, Ariel, Marsya, keysar, Luna Reza, dan ratu yang dari kantin berjalan menuju ruang rawat. 
2 Mobil ambulan tiba di depan rumah sakit, dua pasien yaitu Naya dan Samuel bergegas di dorong masuk ke UGD untuk mendapatkan perawatan intensif.  
Rendy, Ariel, Marsya, keysar, Luna, Reza, dan ratu melihat Mita dan marvel mengikuti ranjang dorong yang di dorong oleh suster suster beserta petugas ambulance. 
Mereka bergegas mengikuti Mita dan Marvel menuju ruang UGD, keduanya sudah masuk ke dalam ruang UGD sedangkan Mita dan Marvel menunggu di luar ruang UGD.

Mereka tiba di mana Mita dan Marvel berdiri, ratu terkejut melihat baju dan lengan kakaknya berlumuran darah, ratu langsung bertanya apa yang terjadi 
“Panjang ceritanya, Dady sama mimom mana?” Tanya Mita dengan nafasnya yang terengah-engah.
  
“Udah kakak Tarik nafas dulu, biar gue yang ke sana ngasih tau om Charlie sama Tante Desti oke” Luna menyuruh Mita duduk lalu berjalan pergi ke arah ruang rawat shakiel.

Keysar melihat mata Mita sembab habis menangis, ia berjalan mendekati Mita lalu memeluknya sambil mengelus Elus rambut Mita, Mita yang duduk di kursi tunggu depan ruang UGD melingkari kedua tangannya di pinggang keysar.  
“Key, gue terlambat, gue terlambat, gue ngak bisa melindungi adik gue key” Mita menyalahkan diri sendiri sambil menangis memeluk keysar.

“Mita, kamu jangan salahin diri  kamu sendiri gini, kamu udah melakukan yang terbaik” keysar menenangkan Mita.

Marvel tidak tau ada hubungan apa antara Mita dan keysar, Marvel hanya bisa diam berdiri,  ia ingin bertanya tapi ia tidak berhak, raut wajahnya menunjukan kalo dirinya sedang cemburu melihat Mita berdekatan dengan pria lain.

Gio melihat laptopnya di ruangannya, ia melihat rekaman kamera pengintai yang ia pasang.  
“Ayolah come on supaya gue  bisa buka kedok Lo beca, jangan diam aja gini gue penasaran lo lagi sembunyi kan apa dari Sam” celoteh gio sendiri di ruangannya sambil melihat laptopnya berharap Rebeca melakukan hal yang menjadikan bukti. Namun, lama ia menunggu ia hanya menyaksikan Rebeca sedang menonton film Korea di tempat duduknya 

“aaah dasar cewe sama aja Korea Mulu Korea Mulu, apa sih bagusnya Korea, ayo dong ah” Gio menutup laptop nya dengan keras karena sudah sangat kesal.  

“Maaf Beca gue overthingking sama Lo, ternyata Lo ngak berbuat jahat sama Sam, i’m so so so so so sorryyyyyy...” Gio berbicara sendiri di dalam ruangannya.

Sementara itu di dalam ruangan Rebeca, Rebeca menutup laptopnya lalu beranjak dari kursinya, ia berjalan mendekati pot bunga lalu melihat kamera pengintai di sana. Ia tersenyum licik melihat kamera itu  
“jangan kalian pikir i bodoh, i tidak sebodoh apa yang kalian pikirkan, menjebak i tidak gampang” batin rebecca, Suara telfon panggilan masuk di handphone Rebeca, ia segera berjalan mendekati handphonenya meraih dan melihat siapa yang menghubunginya. Melihat orang yang ia kenal, ia segera mengangkatnya.

kisah Naya & Samuel ( Cinta Yang Tak Pernah Hilang )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang