Chapter 16

42 1 4
                                    

Ratu dan Ridzwan duduk berdua di kedai kopi sambil menunggu pesanan mereka tiba, keduanya tampak asik mengobrol dan bercanda, Pelayan mengantar dua gelas kopi panas untuk mereka.
"Gue nganggu ngak nih? Lo ngak ada pasien?" Tanya Ratu memasukan karamel dan gula batu di kopinya

"Tenang aja gue free hari ini, santai aja, oh ya Lo mau nanya apa, katanya mau nanya gue satu hal, untung gue free jadi gue ada waktu buat sahabat gue" Ridzwan menyeruput kopi sambil menatap ratu.

"Oh ya, gini Riz, gue mau nanya deh, Lo kenal dong sama sam? Lo kenal Sam di mana?" Tanya Ratu memulai pembicaraan setelah beberapa menit terdiam, Ridzwan pun menjelaskan.

pada saat ia kuliah di luar negri ia bertemu dengan 3 sekawan yaitu Samuel, Rebeca dan juga Gio, ketiganya seperti saudara, selalu bersama. Ia kenal Samuel adalah Samuel Alexander yang polos dan hanya mengikuti arahan Rebecca, pada suatu hari Ridzwan bertanya kepada Samuel tentang kedua orang tua dan tempat tinggal Samuel, Samuel tidak tau kedua orang tuanya bahkan ia tinggal di mana ia tidak tau, yang Samuel tau Rebecca adalah adiknya yang menyelamatkannya. Ridzwan yang mengambil jurusan kedokteran sudah bisa menebak, Samuel mengalami amnesia yang membuatnya tidak tau dan tidak ingat dengan semuanya.

"Tapi gue bingung deh, Sam ngak pernah nikah, tapi kenapa anak itu dia bilang anaknya? Apa shaka anak Sam sama Rebeca? Setau gue Rebeca dan Sam sangat dekat, dan Rebeca tu bukan adik kandung Sam, melainkan Sam hanya menganggap Rebeca adalah adiknya, apa shaka anak mereka?" Tanya Ridzwan penasaran

"Ya bukan lah Rizd, aishaka tu keponakan gue anaknya adik gue, Naya. Lo tau ngak Samuel Alexander mirip banget sama Samuel arfiza pacar Naya, dan juga ayahnya shaka. Ngak ada yang kebetulan di dunia ini, masa bisa mirip gitu pake banget lagi"

Ridzwan tidak mengerti dengan perkataan Ratu, namun sesaat kemudian ia bisa menyimpulkan jika Samuel Alexander hilang ingatan, itu artinya dugaan mereka benar Samuel Alexander adalah Samuel Arfiza.
"Ya kan, gue juga mikirnya gitu selama ini, 6 tahun yang lalu Samuel dan keluarga mengalami kecelakaan pesawat, memang berita memberitakan semua ngak ada yang selamat, tapi ya setidaknya ada gitu mayatnya kalaupun udah hancur di laut ya setidaknya ada tulangnya lah gitu, selama pencarian waktu dulu hanya Sam yang tidak pernah ditemukan" Ratu berkata dengan cepat sambil memainkan sendok yang ia pegang.

"Bisa jadi, secara medis korban kecelakaan pesawat jika tubuhnya hancur di laut pasti ada tulang belulang nya" timpal Ridzwan meyakinkan perkataan Ratu benar adanya.

Ratu memberitau Ridzwan, ia hanya merasa kasian dengan Naya, selama hampir 6 tahun Naya mengurus anaknya sambil sekolah menyelesaikan pendidikannya walaupun mereka melakukan kesalahan yang memengaruhi masa depan, Naya mampu membuat dirinya sukses hingga sekarang. Sering kala Ratu bangun tengah malam mendengar suara tangisan di dalam kamar Naya, yang Ratu lakukan hanya lah diam sambil mendengar suara Isak tangis Naya.
"Ratu, Lo adalah sahabat gue, Lo sahabat gue, dan Sam juga adalah sahabat gue, Lo butuh bantuan gue jangan segan Segan untuk meminta bantuan, gue akan selalu siap bantuin kalian" ujar Ridzwan memegang pundak ratu.

Ratu mengangguk angguk kan kepalanya tersenyum kepada Ridzwan kata 'terima kasih' terucap di mulut Ratu.

Gio mengambil ponselnya kembali lalu melihat kondisi ponselnya, terlihat layar ponselnya pecah karena dibanting oleh Rebeca, tanpa merasa bersalah Rebeca berjalan duduk kembali di kursi.
"Lo gila ya, ini masih belum lunas?!" Gio berbicara dengan nada tinggi.

"Yah i gila, i gila because i tidak mau kehilangan Sam, Sam is mine not her, That girl is only her past, I am her future, you know i terlalu takut kehilangan dia, i tidak akan rela jika Sam kembali ke sisinya dan you kalo you adalah sahabat i dan Sam, jangan sekali kali berada dipihak mereka understand?!" Jelas Rebeca panjang lebar dengan nada yang agak meninggi.

kisah Naya & Samuel ( Cinta Yang Tak Pernah Hilang )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang