Yura tidak mau menyerah, ia berteriak minta tolong berlari ke depan pintu memukul mukul pintu yang keras dengan tangan kosong, air matanya mengalir, ia tidak bisa menahan tangisnya melihat Naya sudah tidak sadarkan diri ditambah darah segar terus mengalir di sela sela paha Naya, Tangan Yura sampai membiru dan penuh luka akibat pukulan yang terus menghantam pintu.
Samuel, Zia, Fayhan, Liana, timmy, Linda, Fery, Ruby, Anna, Eni, dan petugas keamanan sampai di depan pintu gudang, petugas keamanan bergegas memasukkan kunci ke lubang kunci lalu memutar gagang pintu gudang.
Pintu terbuka, Yura segera menyuruh mereka agar membantunya segera membawa Naya ke rumah sakit, Melihat Naya tepar dengan cairan merah yang terus mengalir, Samuel bergegas mendekati Naya dengan perasaan cemas.
“Naya, Naya kenapa? Naya bangun.. astaga”Samuel membopong tubuh Naya bergegas membawa Naya ke rumah sakit, Fayhan memegang kedua pundak Yura
“Yura, are you oke?” Tanya Fayhan cemas“Kak Naya aku mau ikut” ujar Yura yang sangat mengkhawatirkan Naya
“Oke oke, ayo” Fayhan segera mengajak Yura untuk menyusul ke rumah sakit.Mobil Samuel tiba di depan rumah sakit, dengan segera Samuel keluar dari mobil, membuka pintu mobil lalu membopong Naya keluar dari mobil, ia berteriak meminta pertolongan kepada petugas rumah sakit di sana, suster mendorong brankar mendekati mereka, Samuel bergegas membaringkan Naya di atas brankar, 3 suster dan Samuel pun segera mendorong brankar menuju ruang UGD.
“Naya bertahan ya nay”Brankar tiba di ruang UGD, para suster mendorong brankar itu masuk, salah satu suster memberhentikan Samuel untuk masuk ke dalam agar menunggu di luar saja.
Pintu ruang UGD di tutup, samuel tidak bisa tenang, ia terus mondar mandir menunggu dokter keluar memberi kabar kondisi Naya.
Fayhan, Yura, Zia, Liana, Timmy, Anna, Eni, ruby, Ferry dan Linda tiba di sana, mereka melihat Samuel di sana, dengan segera mereka menghampiri Samuel yang terus mondar mandir dengan perasaan yang tidak tenang
“CEO Sam, gimana kondisi kak Naya?” Tanya Yura cemas.Samuel menggeleng gelengkan kepalanya lalu menjawab Naya masih ditangani oleh dokter, Yura terus menyalahkan dirinya, sebab karenanya Naya tidak bisa keluar hingga terjadi hal seperti ini.
Fayhan berusaha menenangkan Yura agar tidak terus menyalahkan dirinya sendiri, melihat Yura juga khawatir dan terus menyalahkan dirinya sendiri, Samuel menjelaskan 7 tahun yang lalu, Naya juga pernah mengalami pendarahan seperti ini, beberapa lama kemudian dokter pun keluar.
“Keluarga pasien?” Tanya dokter kepada mereka, Dengan segera Samuel memberitahu bahwa dia adalah suaminya.“Begini, terjadi pendarahan di rahim istri mas, kami akan melakukan tindakan operasi untuk menjahit dinding rahimnya yang robek dan juga kami tentunya harus melakukan transfusi darah” terang dokter
“Lakukan yang terbaik buat istri saya dokter, dan saya bersedia mendonorkan darah saya, golongan darah saya cocok dengan istri saya dokter" jawab Samuel cepat
“Baiklah, mas ikut suster untuk mengambil darah, setelah itu mas menandatangani surat persetujuan operasi”
Samuel mengangguk setuju, ia lalu mengikuti dokter pergi ke ruang lab, Ruby duduk di kursi depan ruang UGD, ia menghela nafas panjang
“Hmm, terjadi lagi kedua kalinya”Ferry penasaran, ia pun bertanya kepada pacarnya apa maksudnya kedua kalinya, Ruby menatap Ferry sejenak, ia lalu menjelaskan, 8 tahun yang lalu Naya juga pernah mengalami pendarahan rahim yang harus melakukan tindakan operasi dan transfusi darah.
Anna menepuk nepuk pundak Yura, Yura menghapus air matanya menatap Anna
“Jangan nyalahin diri sendiri lagi ya Yura, ini bukan salah kamu, kamu juga korban” ucap Anna menenangkan Yura.
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah Naya & Samuel ( Cinta Yang Tak Pernah Hilang )
Teen Fictionkisah Naya dan Samuel ini menceritakan sebuah kisah percintaan anak remaja pada umumnya. namun, karena keduanya diyakinkan dengan perasaan, mereka membuat hal di luar batas, nasi sudah menjadi bubur, karena perbuatan mereka yang melakukan hal di lua...