Chapter 37

4 0 0
                                    

Pagi yang cerah, jam 5 pagi, Naya sudah bangun membuat sarapan untuk kedua anak dan suaminya, kini, jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, Naya masih berada di dapur menyiapkan sarapan. 4 telur mata sapi, roti tawar, susu, hingga selai selai berbagai rasa sudah berada di atas meja makan.
Samuel sudah berpakaian rapi, melihat Naya masih sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka, Samuel berjalan mendekati Naya lalu memeluknya dari belakang.
"Kamu, ngurus rumah, udah gitu nanti ke kantor, ngak capek apa? Kalo kamu capek capek gimana mau punya anak sayang?" Tanya Samuel dengan lembut.

"Sayang, kalo aku ngak ngurus semuanya, siapa yang nyiapin sarapan, siapa yang mengantikan aku di kantor? Ngak mungkin Linda kan, aku udah terbiasa kok, aku juga bakalan jaga kesehatan aku, jangan khawatir ya" ucap Naya berusaha menyakinkan Suaminya.

"Oh ya, nanti aku ngak bareng kamu ya, aku harus ke lokasi syuting, kamu kan ada rapat nanti jam 9, jadi aku bawa mobil sendiri aja, anak anak biar aku yang anter ya" lanjut Naya. Samuel duduk di kursi sambil menganggukkan kepalanya

shakiel dan Shaindra turun ke bawah dan langsung ke dapur, mereka berdua lalu duduk di kursi meja makan.
Naya mengambilkan roti tawar, menuangkan susu hingga membantu mengoleskan selai yang mereka pilih untuk kedua anaknya.

"Shaka, karna shaka jadi anak baik kemarin, mama punya satu kejutan buat shaka" ucap Naya ikut duduk menikmati sarapan bersama keluarga kecilnya.

"Kejutan apa ma?" Tanya shakiel, ia tersenyum merona, ia lalu memasukkan roti tawar itu ke dalam mulutnya

"Kok kakak shaka di beri hadiah, Shain tidak?" Tanya Shaindra, ia protes karena hanya shakiel di beri kejutan.

"Begini, kalo Shain bisa jadi anak baik juga kayak kakak shaka, mama juga nanti akan kasih Shain kejutan gimana? Oke" tanya Naya dengan senang.

Shaindra mengangguk anggukkan kepalanya senang, ia lalu lanjut makan.

Setelah sudah selesai makan, shakiel dan Shaindra bersiap berangkat sekolah, sedangkan Naya dan Samuel bersiap berangkat ke tempat kerja masing masing

Gio kini berada di nasa star, ia berjalan masuk ke dalam lift lalu menekan tombol angka lantai 15, lantai atas di mana ruangan Naya berada.

Sampai di lantai 15, tepat berada di depan ruangan Naya, dua sekretaris yang tadinya duduk pun berdiri, sebelum diizinkan masuk, gio bertanya terlebih dahulu apakah Naya ada di dalam ruangannya, sekretaris Vina lalu menjawab Naya sedang tidak ada, jika memang hal yang penting, maka Linda sebagai direktur utama walinya.
Gio setuju lalu menyuruh sekretaris Vina untuk Segera memanggil Linda.

"Direktur Linda, ada yang ingin bertemu dengan CEO Naya, CEO Naya tidak ada di tempat"

Setelah selesai, sekretaris Vina menyuruh gio untuk menunggu sampai Linda datang, beberapa menit kemudian, Linda akhirnya tiba di sana, ia melihat gio duduk di kursi panjang menunggunya.

"Pak gio" panggilnya mendekati Gio

"Direktur Linda" gio mengulurkan tangannya ingin menjabat tangan Linda.

Linda menyambut tangan gio, keduanya saling bersalaman tersenyum satu sama lain, kebablasan, gio menatap Linda dengan dalam membuat Linda tersenyum tersipu malu.

"Ekhem!" Vina sengaja batuk batuk agar keduanya segera sadar dan tidak saling menatap lagi.

Linda dan Gio sadar ketika mendengar batuk Vina, keduanya malah canggung satu sama lain.
"Ada, bisa yang saya, aduh, maaf, ada yang bisa saya bantu pak gio?" Tanya Linda berbelit Belit.

Gio tertawa kecil mendengar perkataan Linda yang berbelit belit, nanya begitu saja sampai membuat Linda berbelit Belit.
Linda mempersilahkan gio untuk mengobrol di ruangannya saja agar lebih nyaman, keduanya sama sama berjalan ke arah ruangan Linda.
Sekretaris Vina dan sekretaris qila menahan tertawanya melihat tingkah Linda, Vina beranggapan Linda telah mengalami zing terhadap gio, qila langsung membenarkan perkataan Vina, bisa saja keduanya sama sama mengalami zing karena qila melihat dari cara gio memandang Linda sudah berbeda.

kisah Naya & Samuel ( Cinta Yang Tak Pernah Hilang )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang