Pesan singkat masuk di ponsel Naya, Naya segera membuka ponsel nya dan membaca pesan dari nomor yang tidak dikenal menyuruhnya segera memanggil polisi, ia akan memantau rumah penculik, setelah membaca pesan singkat itu, Naya segera menelfon polisi, mereka semua yang ada di sana cukup kaget mendengar Naya yang menelfon polisi padahal sudah dilarang oleh Deven, Naya memberi alamat rumah Deven, setelah itu ia pun berdiri dan bergegas pergi ke rumahnya.
Tidak mau diam saja, Rendy, Ariel, Hans, Maya, Mita, keysar, Reza, Luna, Raina serta Charlie ikut bersama Naya.Masih di dalam mobil, Samuel memutuskan untuk keluar dari mobil, ia berjalan mendekati rumah Deven, Samuel menyuruh Rebecca untuk menunggunya di mobil saja sampai polisi dan Naya datang. Dengan santainya Samuel memencet bel rumah Deven, Deven yang di dalam mendengar suara bel, dengan segera ia membukakan pintu melihat siapa yang datang bertamu, saat membuka pintu, Deven tidak menemukan siapa siapa di luar, ia keluar melihat ke samping rumah siapa sebenarnya yang iseng memencet bel, dari belakang Samuel memukul Deven dengan sekali pukulan menggunakan balok kayu hingga membuatnya pingsan, ia pun segera masuk ke dalam rumah.
Samuel mencari cari anak yang Deven culik, sesekali ia memanggil ”adek”
Mendengar suara orang, shakiel segera berdiri lalu menggedor gedor pintu karena pintu nya yang terkunci dari luar, mendengar suara gedoran pintu, Samuel yakin anak yang diculik ada di sana, dengan cepat ia memutar kunci dan membuka pintu untuknya, benar saja, shakiel berada di sana sambil melihat Samuel yang berdiri menghadapnya, Samuel berlutut memeriksa kondisi fisiknya sembari bertanya
”apa adek baik baik aja?”Shakiel hanya mengangguk anggukkan kepalanya saja.
"Papa" ucap shakiel menatap Samuel, shakiel melihat wajah Samuel yang begitu mirip dengan ayahnya."Siapa?" Samuel tampak bingung kenapa shakiel memanggilnya dengan sebutan papa, dalam benaknya ia merasa senang shakiel memanggilnya papa. Namun, ia tidak tau, ia bingung siapa anak ini sebenarnya, ia sama sekali tidak tau dan tidak mengenal anak yang berada dihadapannya saat ini. yang ia tau, shakiel adalah anak seorang CEO nasa stars.
Dari belakang tanpa Samuel sadari, Deven datang dan memukul Samuel, Samuel jatuh pingsan setelah dipukul, shakiel kaget melihat Deven memukul Samuel hingga pingsan, ia segera berlari pergi dari sana, Deven melihat shakiel kabur dan segera mengejarnya, shakiel berlari keluar rumah menuju ke jalan, karena ketakutan ia tidak melihat jalan, mobil hitam dengan lampu menyala hampir menabraknya, shakiel menutup seluruh wajahnya dengan kedua telapak tangannya sambil berteriak, melihat itu adalah shakiel, Naya yang menyetir segera turun dari mobil, Begitu juga dengan yang lainnya yang menumpang di mobil Naya.
Naya menghampirinya, belum sempat ia memegang putranya, Deven datang sambil mengerahkan cutter yang ia pegang di leher shakiel.
"Mama!!" Teriak shakiel yang sudah menangis bersegukan memanggil Naya.Melihat hal yang akan membahayakan putranya, Naya memohon kepada deven agar melepaskannya, selang beberapa menit kemudian mobil polisi datang, para polisi segera turun sambil menyodorkan pistol dan memintanya untuk jangan bergerak
Deven melihat ke belakang, beberapa polisi menyodorkan pistol dan siap menangkapnya.
"Ooh berani banget Lo nay manggil polisi, Lo ngak mau anak lo selamat?" Deven semakin mendekatkan cutter di leher shakiel."Eeh kamu jangan macam macam sama cucu saya! Lepasin dia!" Tegas Charlie berjalan semakin dekat dengan Deven
Deven berjalan mundur dan semakin mendekatkan cutter di leher shakiel, kedua tangan shakiel memegang tangan Deven yang menahan pundaknya, shakiel segera mengigit tangan Deven membuat Deven menjerit kesakitan, leher shakiel tergores sedikit hingga mengalir darah segar yang disebabkan oleh cutter yang dipegang deven, untung saja yang dipegang deven adalah cutter, sebuah pisau yang berukuran kecil namun tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah Naya & Samuel ( Cinta Yang Tak Pernah Hilang )
Teen Fictionkisah Naya dan Samuel ini menceritakan sebuah kisah percintaan anak remaja pada umumnya. namun, karena keduanya diyakinkan dengan perasaan, mereka membuat hal di luar batas, nasi sudah menjadi bubur, karena perbuatan mereka yang melakukan hal di lua...