Anna berjalan masuk ke dalam rumah sakit sambil menenteng buah tangan, ia bertanya kepada karyawan rumah sakit bagian resepsionis, setelah diberitau di mana kamar pasien atas nama Naya, Anna segera berjalan ke tempat di mana Naya berada.
Shakiel duduk di pangkuan Samuel yang duduk di kursi roda, keduanya tampak asik melihat handphone, yang mereka lihat di layar ponsel adalah foto, mereka menggeser geser layar ponsel melihat foto foto shakiel waktu bayi dan foto foto waktu jalan jalan bersama dengan Naya.
“Kata mama, sama opa Shaka mirip papa, emang iya ya shaka mirip papa?” Tanya shakiel menatap Samuel.“Kapan kapan kita ke rumah papa ya, kita liat foto foto papa, biar shaka bisa nilai sendiri shaka mirip papa apa ngak oke” jawab Samuel mencubit pipi gemoy shakiel, shakiel memberikan sebuah senyuman sumringah kepada samuel. Naya ikut senang melihat Shakiel akhirnya bertemu dengan papanya yang selama ini ia rindukan.
“Pa, sebentar lagi ulang tahun shaka tanggal 18 September, ulang tahun kali ini pasti seru banget deh, shaka bisa pamer ke teman teman kalo shaka punya papa, Shaka ngak bakal diejek lagi sama mereka” shakiel berkata dengan sebuah senyuman sumringah melihat Naya dan Samuel.
“Yeeee cucu opa udah mau umur berapa ?” Tanya Charlie setelah selesai tepuk tangan, Shakiel melihat jarinya ia lalu menunjukkan kelima jarinya dan satu jari jempolnya memberitau ia berumur 6 tahun dengan jari tangan
“Enam? Waaah udah gede ya, shaka mau apa dari opa atau opa bisa bikinin pesta ulang tahun yang meriah banget buat shaka” ucap Charlie. Shakiel menggeleng gelengkan kepalanya, senyuman manis masih ditunjukan shakiel untuk mereka
“Ngak opa, shaka ngak perlu dibikinin Pesta ulang tahun yang meriah, asalkan bisa merayakan ulang tahun sama mama dan papa itu udah cukup meriah buat shaka” shakiel meraih tangan Samuel dan meraih tangan Naya, kedua tangan Naya dan Samuel disatukan oleh shakiel.
“Mama, papa jangan pernah ninggalin shaka ya, anggap aja hadiah dari papa sama Mama buat shaka” shakiel melebarkan senyuman hingga membuat matanya sipit, Naya meneteskan air mata terharu
“Sini sayang” Naya melebarkan kedua tangannya, shakiel segera naik ke atas ranjang lalu memeluk Naya dengan erat.
“Bayi mama udah gede ya, mama bakal kasih Shaka hadiah terindah yang shaka belum pernah dapatkan, terus jadi bayi kecil mama ya” Shakiel mengangguk angguk lalu menenggelamkan wajahnya.
‘tok tok tok’ pintu terbuka tampaknya Anna yang sudah tiba di sana, Anna melihat sekeliling di ambang pintu memastikan kamar itu adalah ruang rawat di mana Naya berada, melihat Naya yang duduk di ranjang bersandar di sandaran ranjang, Anna segera masuk dan menutup kembali pintunya
“CEO Naya” ucap Anna tersenyum“Anna? Anna Naraya Azkia?” Tanya Naya tidak asing dengan wajahnya, Anna memberikan senyuman kepada Naya.
*****♡♡♡*****
"Ngomong!!!” Teriak Mita memukul meja di depannya. Marvel yang berada di dalam ruangan interogasi bersama dengan 2 polisi wanita dan pria bernama Lian dan Gina ikut kaget dengan Mita yang tiba-tiba memukul meja. Marvel, Lian dan Gina sudah maju membuka pintu untuk menghampiri Mita. Namun, mereka berhenti karena melihat tatapan Mita yang menyeramkan. Marvel menelan Salivanya, ia tidak berani menatap tatapan tajam yang super seram.“Manusia biadap kayak Lo ngak pantas hidup!” Mita sudah berdiri menatap tajam Abah Bowo yang kini berada di depannya.
“Gue disuruh, puas?!” Jawab Bowo yang menundukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah Naya & Samuel ( Cinta Yang Tak Pernah Hilang )
Teen Fictionkisah Naya dan Samuel ini menceritakan sebuah kisah percintaan anak remaja pada umumnya. namun, karena keduanya diyakinkan dengan perasaan, mereka membuat hal di luar batas, nasi sudah menjadi bubur, karena perbuatan mereka yang melakukan hal di lua...