Chapter 14

47 2 8
                                    

Mita berdiri kaku terdiam mendengar suara tv detak jantung yang lurus, ia ikut menangis, perlahan lahan mendekati shakiel yang sudah tidak bernyawa. Dokter hanya menundukkan kepalanya ikut bersedih mendengar semuanya menangis.  

Dunia alam bawah sadar
Terlihat shakiel sedang duduk di sana sebuah taman rerumputan yang dipenuhi bunga bunga.  
Anak anak kecil berlarian dengan berpakaian serba putih, shakiel melihat sejumlah anak kecil di sana memakai jubah putih berlari lari dengan riang gembira, ada yang tangannya di gandeng oleh orang yang bercahaya menuju sebuah pintu cahaya putih. Shakiel melihat bajunya, ternyata ia juga mengenakan baju jubah putih, Seorang gadis kecil mendekatinya sambil mengulurkan tangannya.  
“Ayo kakak” gadis kecil itu tersenyum mengulurkan tangannya.

“Sudah saatnya” lanjut gadis itu lagi dengan senyuman yang menampakkan giginya yang putih.

Shakiel tampak bingung ia melihat ke kanan kiri depan dan belakang, ia bingung ia berada di mana 
“mama di mana?” Tanya shakiel kepada gadis itu. Seorang dengan bertubuh tinggi berjubah putih mendekati Shakiel dan gadis kecil itu  

“ayo, sudah saatnya kita ke tempat yang lebih indah” ujar orang itu menggandeng tangan Shakiel dan gadis kecil.
 
Sebuah pintu berkilau muncul di depan mereka  
“Di sana lebih indah shakiel, waktumu sudah tiba” Shakiel berjalan digandeng oleh sosok putih itu, berjalan mendekati pintu.  

“Shaka!" Teriak suara yang tak asing didengar olehnya. 

Shakiel menoleh ke belakang melihat Naya yang berdiri di sana, sosok putih terus berusaha membuat shakiel tidak menoleh ke belakang, langkah kaki terus berjalan memasuki cahaya itu. 
“Shaka! Jangan tinggalin mama nak! Mama di sini, kembali sama mama sayang” Naya menurunkan kedua lututnya di tanah, lalu melebarkan kedua tangannya ingin memeluk shakiel yang berada di depan.  

Shakiel terus menengok ke belakang, langkah mereka bertiga berhenti, karena shakiel yang berhenti melangkah.  
“Mama!” teriak shakiel

“ tuan bisakah shaka menolak pergi? Shaka ingin bersama mama, mama hanya punya shaka, mama akan kesepian jika shaka tidak ada, shaka mohon” lanjut shakiel melihat sosok putih yang tidak terlihat wajahnya.  

“Tidak bisa, waktumu sudah tiba, biarkan saja ibumu” sosok putih itu melangkah ingin memasuki cahaya itu.

“Banyak yang mendoakannya agar tetap hidup tuan, termasuk ibu dan ayahnya” gadis kecil ikut menoleh ke belakang melihat Naya.

Shakiel melepaskan tangannya dari gandengan tangan sosok putih itu, setelah terlepas ia bergegas berlari menghampiri Naya sambil berteriak.  
“mama!!!” Shakiel sampai dan langsung dipeluk erat oleh Naya.

Naya berlutut memeluk shakiel yang kini berada di hadapannya
“terima kasih sayang, kamu ngak ninggalin mama” Naya menangis mengelus Elus belakang shakiel. 
 
“Banyak hal baru yang akan dilaluinya kelak” sosok putih melihat gadis kecil itu tersenyum melihat Naya dan Shakiel. 

“Kakak cassie berbahagialah, Chelsy akan merindukan kakak cassie” gadis kecil bernama Chelsy lalu melangkah bersama sosok putih itu ke dalam cahaya.
 
Dunia nyata  

Tv detak jantung shakiel kembali melengkung, mereka yang menangis di sana seketika langsung berhenti menangis karena mendengar suara melengkung detak jantung, dokter segera memeriksa kembali shakiel, suster lalu menyuruh mereka untuk menunggu di luar saja biarkan dokter yang melakukan tugasnya.

Beberapa lama kemudian, Dokter Ridzwan keluar memberi mereka senyuman sebuah harapan.  
“Ini merupakan salah satu mukjizat dari Tuhan, detak jantungnya yang tadinya lemah dan sempat hilang sekarang sudah stabil kembali”

kisah Naya & Samuel ( Cinta Yang Tak Pernah Hilang )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang