Chapter 38

5 0 0
                                    

Matahari mulai menggantikan bulan, pagi yang cerah, ramai sudah ibu ibu yang beraktivitas mengantar anak anak mereka ke sekolah.
Samuel duduk di kursi meja makan sambil menikmati kopi hitam, dan sebuah roti sandwich, Naya tampak sibuk menyiapkan roti sandwich untuk kedua anak lelakinya.
Beberapa saat kemudian, shakiel dan Shaindra berjalan lalu duduk di kursi meja makan, Naya memberikan sandwich dan dua gelas susu untuk mereka.

"Shain, mama dengar dari Miss Lulu, kamu bikin gambar yang bagus banget ya, mama jadi penasaran , mama mau liat dong" ucap Naya membuat Shain girang, Shain dengan cepat membuka tasnya lalu mengeluarkan selembar kertas gambar yang sudah ia gambar, Shain lalu memberikan hasil gambarnya kepada Naya

"Wow! Bagus banget, Sam, liat Nih" Naya memperlihatkan hasil gambar Shain kepada Samuel

"Wow bagus banget, berarti Shain berbakat nih dalam menggambar, tingkatkan terus ya, nanti papa sama Mama masukin kamu ke kursus menggambar oke" ujar Samuel semangat

"Yee,, Shain suka menggambar pa, ma, Miss Lulu juga bilang gambar Shain bagus banget, Shain senang deh" ucap Shain kegirangan.

Mendengar Naya dan Samuel memuji hasil gambar Shain, shakiel mengingat dulu ketika bersama Joana di sekolah, Joana orang pertama yang memuji hasil gambar nya bagus.
Saat itu, shakiel tengah duduk di bawah pohon pada saat jam istirahat, shakiel tidak ikut bermain bersama teman teman yang ditemani oleh ibu guru, shakiel memilih sendiri sambil memegang kertas putih dan beberapa krayon, ia sudah menyelesaikan sebagian gambarnya.
Shakiel melihat dua pasang kaki berada di depannya, ia mengangkat kepalanya dan melihat dua anak laki laki kini berada di dekatnya.
"Yahahaha gambarnya jelek banget, ngak bisa gambar embarrassing" ucap salah satu anak laki laki

"Gribel, he's really weird, just look at the picture it's really bad"

"That's right, because he doesn't have a father, he's a child who doesn't have a father" ucap anak itu lagi

"Hahahahaha" kedua anak itu menertawakan shakiel yang duduk di bawah pohon, setelah puas menertawakan shakiel, mereka berdua pun pergi, shakiel berusaha cuek dengan ejekkan mereka, ia terus diam dan tidak membalas mereka, beberapa saat kemudian, sepasang kaki berdiri di depannya, lagi lagi shakiel menegakkan kepalanya melihat siapa yang datang mengejeknya kali ini, ia melihat Joana berdiri sambil melihat hasil gambar yang ia pegang

"Aku mau liat" Joana merebut hasil gambar shakiel, shakiel tidak merebut kembali hasil gambarnya ia malah diam dan membiarkan Joana melihat.

"Kalo datang hanya untuk mengejek aku ejek aja" shakiel sudah menyerah dengan ejekkan teman sekelasnya, bahkan guru pun tidak ada yang membelanya seolah olah dia adalah anak yang tidak tau asal usulnya

"Gambarmu bagus kok" Joana menyerahkan kertas hasil gambar shakiel, ia lalu ikut duduk di samping nya

"Jangan dengarkan apa kata mereka ya, mereka hanya iri sama kamu, gambar kamu bagus banget ajarin aku gambar dong" perkataan Joana membuat shakiel tersenyum cerah, ia dengan senang hati mengajari Joana menggambar.

Naya melihat Shakiel diam saja dan hanya memainkan sandwich nya daritadi
"Shaka, aishaka" panggil Naya, namun shakiel hanya diam, matanya memerah dan penuh dengan air mata yang siap membasahi pipinya.

Melihat itu, Naya tentu saja cemas, Naya menaruh garpunya beranjak dari tempat duduknya mendekati Shakiel.
"Shaka kamu kenapa sayang?" Tanya Naya memegang kedua pundak shakiel

Merasa ada yang memegangnya, lamunan shakiel pudar, air mata nya yang penuh turun hingga membuat kedua pipi nya basah, Samuel dan Naya saling memandang melihat Shakiel yang terus terusan sedih karena ditinggal pergi oleh sahabatnya Joana.

kisah Naya & Samuel ( Cinta Yang Tak Pernah Hilang )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang