1

44K 796 3
                                    

H A P P Y R E A D I N G


"setelah anak itu lahir, gue bakal cerain Lo, dan silahkan lo bawa anak sialan itu pergi jauh-jauh, karna gue gak Sudi punya anak dari perempuan jelek kayak Lo." ujar Raja, Luna hanya diam mendengar hinaan pria yang berstatus suaminya itu. Ia tidak tau harus membela diri bagaimana, kalau ujung-ujungnya dia yang akan tersakiti untuk kesekian kalinya.

"Dan lagi, Lo gak boleh ngasih tau siapapun tentang pernikahan kita. Karna, gue gak mau publik tau kalau gue ngehamilin cewek rendahan kayak lo," lagi dan lagi Luna hanya bisa diam dan menunduk. Tanpa bisa membela dirinya dari hinaan suaminya. Ia sudah terbiasa dengan mulut tajam sang suami.

"Paham gak Lo!" Sentak raja saat melihat Luna hanya diam menunduk. Tapi raja menyukai itu, Luna yang lemah mudah di tindas, dan akan mudah menyingkirkan nya. Raja tersenyum saat mengingat sang kekasih yang sedang berada di luar negeri.

"Iya, aku paham kok kak," lirih luna sedih. Raja terkekeh sinis.

Raja hanya mengangguk dan berjalan menuju kasur dan memilih berbaring di sana lalu mengambil ponsel yang ada di nakas sebelahnya. Tidak memperdulikan Luna yang terdiam menunduk memikirkan perkataan menyakitkan dari dirinya.

Setelah beberapa menit terdiam Luna memutuskan untuk tidur karna di rasa sudah tengah malam. Ia melirik jam dinding yang ada di kamar itu dan ternyata benar sudah jam setengah sebelas malam. Selama itu ia dan raja bertengkar? Ck, bukan bertengkar lebih tepatnya raja yang memarahi lima sedari tadi.

Luna dengan cekatan membersikan sofa dan menyusun bantal beserta selimutnya dengan perlahan-lahan takut menganggu raja yang sedang semyum-senyum sendiri melihat ponselnya.

Pasti lagi chatan sama pacarnya batin luna.

Raja yang melihat pergerakan wanita itu sama sekali tidak perduli ia malah lebih sibuk pada ponselnya sembari tersenyum melihat balasan yang dikirim celina sang kekasih.

"Gue bakal buat rumah ini serasa neraka buat lo, luna. Lo bakal nyesel minta tanggung jawab sama gue, gue bakal bikin Lo mati secara perlahan-lahan." Gumam laki-laki, saat ia melihat Luna sudah berbaring dan memejamkan matanya.

***

Luna terbangun jam 8 pagi mengingat jam berapa ia semalam tertidur. Hal itu yang membuat orang-orang yang ada di rumah itu terus-menerus menyindirnya terlebih ibu mertuanya yang sedari tadi membandingkannya dengan kedua menantunya yang lain.

"Kok bisa ya raja punya istri kayak gitu?" ujar Sisil pada kedua menantunya Freya dan Asha yang hanya diam, tidak enak pada luna. Luna yang sedang memotong sayur memejamkan matanya saat mendengar sindiran menyakitkan dari mertuanya.

"Udah pemalas, gak berguna, miskin lagi." Hina Sisil lagi. Ia benar-benar membenci Luna. Terlihat dari cara ia memperlakukan kedua menantunya yang lain. Asha dan Freya, mereka di perlakukan dengan sangat baik, berbanding balik dengan dirinya.

Asha bangkit dari duduknya ia berjalan menuju wastafel untuk mencuci piring. Sisil yang melihatnya mengernyit tidak suka saat asha akan membantu perkerjaan luna, sisil menegur menantunya itu.

"Asha mau kemana kamu?"

Asha menoleh, "cuci piring ma,"

"Udah gak usah, biar sih Luna aja yang ngerjain, kamu lagi hamil Lo." Ujar Sisil, Luna hanya diam. Asha tidak di perbolehkan cuci piring karna sedang hamil. Lalu bagaimana dengan dirinya? Dia juga sedang hamil. Bahkan usia kandungan mereka tidak berbeda jauh, hanya Asha beberapa Minggu di atasnya.

LUNA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang