18

13.5K 386 18
                                    


***

"REGAN!"

Plak

Pipi Regan terasa panas dan perih bersamaan saat Sisil sang ibu tidak tanggung-tanggung menampar Dirinya.

Sisil tampak murka, berbeda dengan keluarga lain yang masih terkejut mendengar penuturan Regan.

"Apa maksud kamu Regan?" Tanya Sisil geram pada anaknya itu.

Regan menatap ibunya ddengam tatapan datar. "Saya tidak mencintai Asha, saya mencintai Luna. Dia gadis yang saya cintai dan niat saya nikahi setelah dia lulus sekolah. Tapi, apa? Putra brengsek mu, merusak milik saya." Ujar Regan dingin pada sisil.

Luna terkejut mendengar penuturannya Regan. Ia tidak menyangka Regan berbicara seperti itu. Ia takut ibu mertuanya kembali menyalahkan dirinya atas semua ini.

"JANGAN MENGADA-ADA KAMU RRGAN. KAMU SUDAH PUNYA ISTRI. BAHKAN KAMU LEBIH DULU MENIKAHI DARI PADA ADIK KAMU RAJA!" bentak sang ayah murka. Rendy dengan cepat menahan tubuh ayahnya yang tiba-tiba saja mengalami kejang-kejang dan pingsan. Satu keluarga di buat panik kecuali Regan yang hanya terdiam.

Luna ingin mendekati tapi takut dengan Sisil yang menatapnya sinis sejak tadi.

Menolehkan kepalanya ke gadis yang di cintainya Regan memanggil Luna.

"Tidak perlu membantu mereka Luna, masuklah ke kamarmu dan jangan pedulikan mereka semua. Saya yang akan mengurus mereka." Ujar Regan lalu berlalu pergi. Bersamaan dengan masuknya supir keluarga yang tadi Rendy panggil untuk segera menyiapkan mobil.

Rendy beserta raja memapah ayah mereka untuk keluar rumah. Freya hanya diam di tempatnya karna rendy melarang Freya untuk ikut, takut kandungan istrinya kenapa-napa. Sedangkan Sisil dan Asha berjalan mendekati Luna.

"Dasar perempuan kampung, tidak tau diri." Maki Sisil lalu menarik tangan Asha lalu berlalu dari sana. Asha hanya diam, meskipun ia tahu bahwa regan tidak mencintainya. tetapi, ia tetap sakit hati dengan pengakuan pria itu, pengakuan yang membuatnya malu.

"Aku gak nyangka kalau kak Regan gitu, ..." Gumam freya dengan pandangan kosong.

Luna yang mendengar hanya setia menunduk saat melihat tatapan Celina padanya.

"Maaf, gue gak tau. Kalau lo sama raja udah nikah, maaf untuk jadi perusak di hubungan kalian selama ini. Gue bakalan ninggalin raja kok." Ujar Celina pada Luna.

Luna terkejut. "Enggak, kamu bukan perusak, aku yang perusak. Dan jangan ninggalin kak raja. Kamu kebahagiaan dia." Balas Luna.

Celina menggeleng. "No, gue gak mau di cap sebagai pelakor, meskipun gue lebih dulu kenal raja. Tapi, lo udah di nikahi raja." Celina tersenyum manis, meskipun tidak dengan hatinya. Luna yang melihat senyum Celina meringis dalam hatinya ia merasa sangat bersalah disini. Ia sudah seperti pemeran antagonis dengan memisahkan dua kekasih yang saling mencintai. Meskipun jika melihat kisahnya ia lebih cocok menjadi prantagonis.

"Aku pamit ya, jaga raja."

***

Di lorong rumah sakit Rendy tampak mondar-mandir tidak jelas, Sisil duduk di kursi tunggu dengan Asha yang sedang menenangkannya. Sedangkan raja ia kembali kerumah saat mengingat kejadian tadi, dan di sana ada Celina. Kenapa ia meninggalkan gadis itu begitu saja? Kenapa ia bisa melupakan Celina begitu saja? Raja akan membujuk Celina dahulu baru mencari Regan lalu memberinya pelajar karna sudah membuat keadaan kacau seperti ini juga Luna akan mendapatkan imbasnya.

"Ma, udah ma. Papa pasti baik-baik aja." Ujar Asha pada Sisil yang tidak hentinya menangisi keadaan suaminya.

"Ini semua gara-gara perempuan sialan itu, semenjak dia ada di rumah. Rumah gak pernah tenang rasanya." Ujar Sisil pada Asha, Asha yang mendengar perkataan ibu mertuanya membalas.

"Mama benci Luna?"

"Gak perlu kamu tanya."

"Kenapa mama gak usir aja dia dari rumah." Usul asha. Rendy mendengar menatap ibu dan kakak iparnya itu.

"Kak, gak usah ikut-ikutan mama." Sentak Rendy.

***

Di tempat lain.

"Celina, aku mohon kamu gak boleh gini, aku sayang sama kamu." Celina tidak mendengar perkataan raja sama sekali, ia malah sibuk mengisi koper-kopernya dengan pakaian nya.

"Celina, dengerin aku, sebentar aja. Aku punya alasan kenapa aku nyembunyiin dari kamu."

"Aku gak perduli." Celina menyentak tangan raja yang memegangnya.

Raja tampak frustasi. "ARRRGGG! Celina kamu gak boleh egois."

Celina menghentikan kegiatannya. Ia menoleh kepada raja.

"Egois kamu bilang? Kamu bilang aku egois? Gak sadar diri kamu. Perlu aku sadarin? Bukannya kamu yang egois?"

Baru saja raja hendak membalas telponnya di saku celananya berbunyi.

Raja berdecak kesal saat sang penelepon menurutnya mengganggu saja.
Tak urung ia angkat tanpa melihat penelpon.

"Hallo," sapa raja. Kening raja mengernyitkan mendengar kakaknya Rendy yang terdengar dingin dari biasanya.

Raja mendengarkan Randy seketika hatinya mencelos mendengar perkataan terakhir sang kakak sebelum telpon di matikan sepihak oleh Randy.

"Kerumah sakit sekarang, papa meninggal."

***

Haiii Guyss

LUNA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang