Vote+koment
Tandai typo
***
Setelah berkelahi dengan Bryan Asha memutuskan untuk meninggalkan pria itu, kini ia berada di rumah kedua orangtuanya yang sedari tadi tidak henti-hentinya menyalahkan dirinya.
Apalagi sang ibu."Udah mama bilang Asha, Bryan bukan laki-laki baik-baik, tapi kamu masih membangkang. Liat sekarang, dia mencampakkan kamu begitu saja kan?" Ujar ibunya. Asha menggeram kesal.
"Apasih, ma. Brisik tau gak, dari pada mama ngomong kayak gitu, lebih baik mama pikiran gimana aku bisa balik sama mas Regan." Ujar Asha.
"Kembali apa maksud kamu, kembali menjadi istrinya? Sedangkan Regan sudah memiliki istri sekarang!" Ujar sang ayah membuat Asha terkejut. Tapi, raut wajah perempuan itu menunjukkan sebaliknya.
"Aku bakal rebut mas Regan, karna di punya aku," ujar Asha penuh tekad.
***
Malam sudah larut, tapi heera tak kunjung membuat orang tuanya beristirahat.
Sedari tadi Luna beserta Raja' tidak berhenti-hentinya membujuk anak yang sedang mode merajuk itu.
"Heera, ayamnya jangan di bawa masuk ke kamar, nak? Nanti ayamnya eek" ujar Luna sembari mengetuk pintu kamar heera dari luar.
"Namanya Fanny, mama!" Teriak heera dari dalam kamarnya.
Raja ikut menggedor. Ia ingin sekali mendobrak pintu tapi, ia takut heera berdiri di belakang pintu. Raja tidak mau menyakiti anaknya.
"Heleh, ayam jelek begitu di kasih nama Fanny, gak cocok amat." Ledek raja membuat Luna mencubit pinggangnya.
Raja meringis. "Sshh, sakit amat yang," ujar raja seraya menarik tangan Luna dari pinggangnya.
"Kalau mau pegang-pegang aku gak usah di cubit-cubit yang, sakit."
Luna melotot. "Pede banget kamu, siapa juga mau megang-megang kamu, ogah amat," ketus Luna. Raja melotot tidak Terima.
"Kok ngomongnya gitu yang? Yaudah kalau gitu aku aja yang megang-megang kamu. Boleh gak nih?" Raja menaik turunkan alisnya menggoda. Senang melihat wajah merah istrinya yang sedang malu-malu.
Meskipun sedang salah tingkah
Luna tetap mengambil ancang-ancang untuk menonjok raja. "Kamu ngomong sekali lagi, beneran aku tonjok nih,"Raja segera berlari keluar sebelum Luna semakin marah dan berakhir dirinya harus tidur di kamar tamu.
Setelah melihat suaminya tidak mengganggunya lagi Luna kembali fokus pada anaknya yang juga tak kunjung membuka pintu.
"Heera, buka pintunya, nak. " ujar luna berharap anak itu mau membuka pintu kamarnya.
"Tidak mau, nanti mama menjual fanny, ayam heela, " balas anak itu tetap kekeuh, Luna menghela nafas.
Ia kembali Mengetuk sekali lagi, "Ayamnya ga akan di jual, tapi jangan di bawa masuk ke kamar, ya nak. "
Cklek
Berhasil, heera keluar dengan memegang ayam berwarna pink nya di tangan kiri sementara tangan kanannya memegang mainan.
"Ini, " bocah tiga tahun itu menyodorkan ayamnya. Luna mengambil.
"Mama taruh di kandang, ya? " ujar Luna, heera mengangguk lemas.
Anak itu menoleh ke kanan dan kiri, ia mendongak. "Papa mana? " tanyanya Luna menunjuk pintu belakang yang menuju kolam renang.
****
Jgn lupa follow Aku ig Aku, siapa tau ada spoiler di sana
@Whosauliann_
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNA (End)
General FictionJANGAN LUPA FOLLOW! Tinggalkan vote dan komen Deskripsi Luna athayya gadis pecinta senja yang terpaksa harus menikah dengan laki-laki yang telah merebut kehormatannya hingga ia harus hamil anak pria yang telah memiliki kekasih itu. Dan Luna juga k...