35

11K 214 3
                                    

Vote+komen

Guys kalau misalnya aku bikin AU Luna trus aku posting di Instagram ada yang mau banyak gak? Kalau mau jawab di komen yaaa <3

***

Setelah berita mengejutkan yang di terima tadi heera tidak berhenti-henti nya menangis melihat sang ayah yang juga menangis. Membuat Luna kewalahan menenangkan keduanya.

"Heera, jangan nangis juga dong, nak." Bujuk Luna melihat mata wajah anaknya yang memerah. Lalu ia menoleh ke raja yang sama.

"Mas, yang sabar, ya." Ujar Luna lalu memeluk suaminya.

Raja menggeleng lemas. "Aku banyak salah, lun. Sama mama." Ujar raja tidak menyadari raut perubahan Luna.

"Ini semua gara-gara aku, mas. Aku memang pembawa sial," Gumam Luna menunduk. Ia merasa bersalah tentu saja. Semua ini karna dirinya.

"Enggak, ini sama sekali bukan salah kamu. Ini salah aku, aku yang mulai semuanya, kamu korban di sini, sayang. Jadi, Jangan merasa bersalah ya?" Kini raja gantian yang menenangkan Luna. Luna mengangguk, ia menyentuh pipi suaminya dan mencium kedua kelopak matanya.

"Jangan nangis terus, mas, lebih baik kita ke rumah sakit." Ujar Luna membuat raja mengangguk.

"Cup, cup, anak papa kenapa nangis, nak? Jangan nangis nanti cantiknya ilang." Ujar raja setelah menyadari bahwa heera sedari tadi menangis.

Heera menggeleng lalu mengelapkan ingusnya di pakaian raja. Raja menyadarinya tapi, ia membiarkan."Tidak mau, papa. Heera tidak mau tidak cantik. Heera mau cantik terus," ucapnya polos.

"Seperti mama?" Tanya raja menatap wajah istri dan anaknya bergantian.

Heera mengangguk semangat. "Nanti heela juga punya pacal kayak papa,"

"Heh!" Tegur Luna.

Raja terkekeh lalu membawa anak keluar dari dapur membawanya ke kamar mandi.

"Tau darimana pacar-pacaran?" Tanya raja saat dirinya menurunkan sang anak di kasur. Heera menatap ayahnya.

"Om jambul,"

Raja berdecak. "shit,"

Heera mengernyit mendengar perkataan ayahnya.

"Chit?" Tiru anak itu. Luna yang menyusul dan mendengarkan langsung melotot garang pada suaminya. Sedangkan raja merasa ia akan tamat sebentar lagi.

"Heera, gak boleh ngomong gitu nak. Gak baik," ujar Luna lalu mendekati keduanya. Raja memilih mundur takut-takut Luna menyemprot nya dan berakhir mengusirnya dari kamar. Ia tidak akan bisa tidur jika tidak bersama istrinya.

"Papa, boleh?" Tanya heera polos. Raja melotot. Luna menoleh garang.

Ia mendekati raja dan membisikkan sesuatu yang membuat raja mematung sempurna.

"Tidur sendirian empat Minggu ke depan, dan jatah kamu gak aku kasih selama itu juga." Ujar Luna setelah itu menjauh meninggalkan suaminya yang masih mematung. Ia belum sadar jika Luna membawa heera ke kamar anak itu.

Setelah Sadar laki-laki itu berteriak keras. " LUNAAA, MANA BISA AKU HIDUP TANPA JATAH!!"

"GAK BISA IDUP TANPA JATAH? BUKAN TANPA AKU!!" jerit Luna balik.

"DUA-DUANYA YANG, SOALNYA GAK ADA KAMU GAK ADA JATAH JUGA LAH."

***

"Yang sabar, ja, Ray," ujar Randy menepuk pundak kedua adik tirinya. Ia cukup terkejut saat mendapati kabar jika wanita yang dulu berstatus ibu tirinya meninggal dalam kecelakaan tunggal.

Kedua putra kandung wanita itu saat ini tengah duduk di depan pusara sang ibu. Mengelus tempat peristirahatan terakhir ibu mereka dengan raja yang di temani oleh istrinya. Sedangkan heera dititipkan di Alicia.

Regan juga berada di sana, jauh di antara mereka laki-laki itu menggendong anak laki-lakinya yang juga berusia 3 tahun.

Anak laki-laki itu bernama Aldebara Xavier Wijaya. Regan memutuskan untuk merawatnya dan membesarkan anak itu, ia juga kembali menikah lagi dengan seorang perempuan yang dulu berstatus sebagai baby sitter anaknya. Regan menyukai kinerja gadis itu, ia merawat bara dengan sangat perhatian, perempuan lemah lembut yang amat sopan dan perempuan seperti itulah yang di sukai Regan.

Setelah 1 tahun bekerja padanya. Ia menikah baby sitter putranya itu. Regan memutuskan untuk memulai hidup barunya, memperbaiki semuanya dan berbahagia dengan keluarganya, istrinya, Ceira, anaknya bara, dan anak calon anak mereka.

Regan mendekati mereka. Ia hanya berdua dengan putranya karna istrinya tidak memungkinkan jika ikut, wanita itu tengah hamil besar.

Ia berdiri di belakang Randy, menepuk pundaknya. Randy menoleh dan mengerti arti tatapan kakaknya segera bergeser memberi ruang untuk mereka bertiga.

Ray menyadari, ia menghapus air matanya, Regan terhenyak beberapa detik. Ini pertama kalinya ia melihat seorang Ray menangis.

"Sorry for everything,"ujar regan menepuk pundak raja da ray.

Hal raja membuat raja menoleh kaget dan geram."NGAPAIN LO DI SINI BRENGSEK!!"

***

Aldebara Xavier Wijaya

Aldebara Xavier Wijaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceira Nabila Hermawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceira Nabila Hermawan

Ceira Nabila Hermawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LUNA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang