28

14.2K 322 0
                                    

Vote+komen

Di sebuah kamar yang tampak mewah, terlihat seorang perempuan yang tengah duduk di pinggiran kasur, sembari memandangi bayi laki-lakinya yang terus-menerus menangis meraung-raung. Tetapi wanita itu terlihat tidak perduli. Ia malah geram rasanya dengan bayi itu, yang sialnya adalah anak kandungnya dengan sang kekasih.

"Akhhh! DIAM!" Teriak perempuan itu, saat suara bayi laki-lakinya itu terus-menerus terdengar da meraung-raung. Tapi, perempuan itu tampak tidak perduli sama sekali.

Wanita hampir saja memukul bayinya jika saja tangan seorang pria tidak menghentikannya.

"Asha! Stop,"

Asha menoleh saat mendapati pria yang merupakan ayah bayinya itu terlihat mendekatkannya. Ia memeluk kekasihnya itu, ya kekasihnya. Brega Andromeda kekasihnya, meskipun ia sudah menikah dengan Regan. Tapi, tetap saja ia mencintai brega kekasihnya. Ia dan Regan menikah tanpa cinta.

"Bayi kita?" Tanya brega menatap bayi laki-laki itu lalu beralih lagi menatap wajah Asha.

Asha mengangguk. "Hm, gimana? Apa kita buang aja bayinya? Aku belum siap jadi harus ngurusin bayi, aku masih mau ngabisin waktu berdua sama kamu." Ujar Asha, brega tersenyum dan mengangguk mengangguk setuju.

Ia juga belum siap memiliki anak,

"Bayinya kasih ke Regan."ujar brega, membuat Asha terkejut. Keningnya berkerut heran. "Gak mungkin Regan mau,"

"Tinggalkan bayi itu kepada Regan, mau tidak mau dia harus mengadopsi anak itu." Ujar brega, ia tentu tidak ingin anaknya kesusahan, maka daripada itu lebih baik putranya itu ikut pada Regan saja. Karna pria itu lebih mapan darinya.

"Kenapa tidak kita taruh di panti asuhan saja?" Tanya Asha mengusulkan.

Brega menggelengkan kepalanya.
"Bagaimanapun dia tetap putra kita, dan aku tidak ingin dia hidup dalam kesulitan. Maka dari itu tinggalkan dia bersama Regan."

"Setidaknya anak itu tidak kesulitan," lanjut brega. Memandangi wajah bayinya lama.

"Maafkan papa, nak."

***

"Aku mau kita pisah," ujar Asha, Regan mengangguk tanpa beban. "Tunggu surat perpisahan dari pengadilan."

Regan mengangguk, ia tidak perduli pada istrinya itu "Di mana bara?" Tanya Regan saat menyadari bayi laki-laki Asha dan selingkuhannya tidak ada.

"Ada, di luar sama saudara kamu." Jawab Asha sembari membenahi kopernya.

"aku bakal pergi sama brega. Dan aku gak mau bara ngerepotin aku, jadi, bara kamu yang ngambil." Ujar Asha seenaknya. Regan mengepalkan tangannya. Merasa tidak terima dengan ucapan wanita yang mungkin sebentar lagi menjadi mantan istrinya.

"Maksud kamu, apa Asha?" Geram Regan dengan tangan terkepal. Ibu macam apa Asha ini?

Asha menyunggingkan senyum. "Aku rasa kamu gak tuli, buat dengerin apa yang aku ucapin."

"Bara anak kamu sama pacar kamu, kenapa kamu malah menaruh anak kamu pada aku?" Tanya Regan serius.

"Akhhh, banyak tanya kamu mas. Kalau kamu gak mau ambil bara yaudah sih, tinggal buang aja ke panti asuhan." Balas Asha Tanpa perasaan. Perempuan blasteran itu berjalan menggaet kopernya menuju pintu.

"Lagipula orang-orang taunya anak itu anak kamu dan aku," ujar Asha sebelum benar-benar meninggalkan kamar.

Regan mengacak rambutnya frustasi. Ia lalu berjalan keluar saat terdengar suara Randy memanggil-manggil dirinya dari luar.

LUNA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang