Vote+komentAku bakal update lgi, kalau udah 20 vote dan 10 koment guys maka dari itu yuks spam koment!!
Request karma buat raja sama yg lainnya???
"Aku tidak tertarik dengan uangmu, kamu tidak akan pernah mengambil anak-anak dariku, tidak akan pernah." Ujar Sisil, ia bangkit dari kursinya. Lebih baik ia mengurusi urusan nya yang lain daripada mengurusi pria tidak penting di depannya ini.
"Hahaha, kau marah Sisil?" Tanya Allesandro, Sisil tidak menjawab.
"Bukan urusanmu, aku pergi. Jangan pernah temui aku, raja, ataupun Ray. Mereka tidak ada yang akan mengikutimu. Kamu seharusnya sadar Allesandro, semenjak perselingkuhan yang kamu lakukan itu membuat anak-anak tidak mengenal kamu!" Ujar Sisil sebelum ia benar-benar meninggalkan Allesandro yang terpekur di tempat duduknya.
Tidak adakah kesempatan kedua untuknya??
***
"M-aaf kak, tapi boleh kasih aku waktu." Luna berujar sekaligus melepaskan tangan raja yang melingkar pada perutnya. Raja menurut, ia mengerti. Mungkin Luna tidak nyaman dengan posisi seperti ini kan?
Huh raja menghela nafas. Ia mengangguk, ia sedikit melangkah mundur, seharusnya ia sadar diri. Jika kelakuannya selama ini sulit di maafkan istrinya itu.
Baiklah ia harus sedikit bersabar mungkin.
"Kak,"
Panggilan Luna membuat raja tersadar dari lamunannya. Ia menatap Luna tersenyum.
"Why, babe?"
Panggilan raja membuat Luna tersentak. Ia tersenyum kecut. Kenapa baru sekarang laki-laki memanggilmu dengan panggilan semanis itu? Kenapa tidak dari dulu?
"Kalau aku mau kita pisah, kakak gak papakan?" Tanya Luna pelan. Sedangkan raja? Ia menegang mendengar perkataan luna. cerai?
Raja menggeleng lemas. "No, jangan tinggalin aku, lun. Please," mohon raja dengan mata berkaca-kaca. Ia segera meraih tangan istrinya.
Luna tersenyum, ia melepaskan pegangan raja. "Heera udah lahir, kak. Sekarang kakak bebas sama Celina. Tanpa ada aku ataupun heera lagi."
Raja kembali menggelengkan kepalanya. "E-enggak, lun. Sekarang gak ada Celina, sekarang cuman ada kamu, aku, sama zanna. There's only us, please, jangan pernah minta cerai, aku nggak akan sanggup, lun." Ujar raja dengan suara bergetar. Ia benar-benar takut. Bagaimana hidupnya setelah ini? Bagaimana cara dia melanjutkan hidup? Jika istri dan anak yang dia sia-siakan selama ini ingin pergi dari hidupnya.
"K-kasih aku kesempatan sekali aja, lun. Aku janji gak bakal nyia-nyiin kesempatan yang kamu kasih. Aku janji," Lanjut raja saat melihat Luna sama sekali tidak menjawabnya.
"M-aaf, kak. Kesempatan aku udah bulat. Aku mau kita pisah, aku udah mikirin ini matang-matang. Aku bakal balik ke kampung, soal heera. Kamu tenang aja, aku bakal bisa hidupin dia, kamu gak usah repot-repot nafkahin heera. Maaf, kak." Ujar Luna lalu ia menunduk, ia berbalik membelakangi raja.
"T-olong pergi," ujar Luna mengusir raja dari kamar.
Raja terpekur. Apa perceraian harus menjadi akhir cerita dia dan Luna? Apa ia tidak berhak berjuang? Ia bahkan belum melakukan apapun untuk Luna dan putri mereka. Tapi, perempuan itu malah ingin berpisah.
Raja mengangguk, ia mulai berjalan keluar kamar dengan pelan. Ia masih memikirkan perkataan luna tadi. Cerai?
***
"Bro, udah. Bro, Lo mabuk berat anjing!" Pria bertender itu nampak menepuk-nepuk punggung laki-laki tampan yang menelungkupkan wajahnya pada lipatan lengannya di meja bar. Laki-laki mengigau menyebut nama seseorang sembari meminum, minuman kerasanya dari botolnya.
Laki-laki itu menyingkirkan tangan sang bertender dari pundaknya. "Satu lagi,"
"No, Lo udah abisin tiga botol, ya ja." Cegah sang bertender. Raja menatapnya tajam.
"CEPAT BANGSAT!!" Bentak raja.
"Ja, tap---," ucapan sang bertender terdengar terhenti, saat suara botol pecah terdengar. Tapi, tidak terlalu menarik perhatian orang-orang yang berada di club tersebut. Mengingat orang-orang sibuk lada urusan masing-masing serta suara DJ yang menggema membuat suar pecahan tersebut tersamarkan.
Tapi, tetap saja sang bertender tentu mendengar karna ia berdiri di dekat sang pelaku.
"GAK USAH NGATUR-NGATUR GUE!! LO BUKAN LUNA ISTRI GUE BANGSAT!! CEPET AMBILIN GUE LAGI. ATAU LO GUE BUNUH. Sshhhh,"
Pria bertender itu tidak gentar. Ia menatap seluruh penjuru club sebelum matanya menatap kumpulan laki-laki seumuran raja yang sedang duduk di sofa melingkar. Kebetulan sofa tersebut dekat dengan mereka jadi ia hanya berteriak sedikit keras memanggil salah satunya.
"EDGAR!!"
"NAPE?" Balas Edgar, berteriak juga.
Ia berdiri dari duduknya saat melihat pria itu mengkodenya untuk mendekat."Lah, sih raja tepar? Tumben?" Tanya Edgar heran saat melihat raja sahabatnya yang biasanya kuat minum itu tepar.
"Tolong urus sahabat Lo, kayaknya dia lagi banyak pikiran."
Edgar mengangguk, ia hendak memapah raja. Tapi terhenti saat mendengar gumaman raja.
"Sshhh, i am sorry, tolong jangan tinggalin aku Luna,"
Edgar mengernyit. "Luna? Siapa?"
***
Kalian tim rajaluna cerai or enggak??
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNA (End)
General FictionJANGAN LUPA FOLLOW! Tinggalkan vote dan komen Deskripsi Luna athayya gadis pecinta senja yang terpaksa harus menikah dengan laki-laki yang telah merebut kehormatannya hingga ia harus hamil anak pria yang telah memiliki kekasih itu. Dan Luna juga k...