4

12.6K 402 5
                                    

Hihiii

Maaf ya baru ingat update soalnya kemaren aku sakit 🌼

Tapi udah mendingan kok

Ada yang kangen sama raja?

Ayo spam di sini

Ada yang kangen sama sih cantik kita Luna?

Ayo spam di sini

***

"Jadi gitu lun, waktu aku hamil anak pertama mas Rendy tuh super super posesif banget. gak boleh ini, gak boleh itu, semuanya gak boleh kalau bukan dia yang lakuin." Luna tersenyum mendengar cerita kakak ipar keduanya itu. Freya istri Rendy putra kedua keluarga Wijaya.

Diam-diam dia mengusap perutnya.

"Mbak beruntung banget," lirih Luna membuat Freya tersenyum.

"Makasih lun, mbak yakin suatu saat nanti kamu akan merasakan apa yang kakak rasakan atau mungkin lebih lagi, hahahaha!" Freya mengusap kepala Luna membuat rambut panjang sedikit berantakan.

Saat ini kedua wanita cantik itu tengah duduk di kursi putih panjang yang ada di halaman rumah keluarga Wijaya. Keduanya bercengkrama bersama.

"Yaudah lun, masuk yuk? Aku Mau nyamperin Rendy," Freya berdiri Luna mengangguk.

"Iya, mbakk."

Freya berdiri, ia menoleh saat melihat Luna tidak mengikutinya. "Luna, kamu gak ikut masuk?" Tanya Freya. Luna menggeleng.

"Nanti aja mbak, mbakk duluan aja sana. Pasti di tungguin sama yang lain." Ujar Luna. Ia masih ingin menikmati pemandangan pagi hari di sekitar rumah keluarga suaminya itu. Freya yang mengerti memilih meninggalkan Luna sendirian.

"Yaudah, aku masuk duluan ya, Luna." Pamit Freya, Luna mengangguk dan tersenyum. Lalu setelah itu ia melamun hingga suara yang sangat ia kenali menyapa kedua gendang telinganya.

"Ohh bagus ya, kamu. Bukannya bersih-bersih di dalam malah enak-enakan santai di sini, dasar perempuan tidak berguna!" Luna langsung menoleh kebelakang saat mendengar suara yang sangat tidak asing baginya. Jantungnya memompa dengan cepat saat melihat ibu mertuanya yang galak itu.

"Ibu," gumam Luna sembari berdiri. Ketakutan tampak kentara di mata perempuan itu.

"Sana masuk, lanjutkan pekerjaan Asha, kamu harusnya kamu tau diri, Asha lagi hamil dia gak boleh kecapean!" Bentak Sisil geram pada Luna. Luna yang tidak bisa melawan mengangguk cepat.

Ia memilih memasuki rumah bak istana itu. Setelah memasukinya ia di suguhkan oleh beberapa keluarga yang sedang duduk di ruang tamu. Semuanya menoleh ke gadis itu. Ada beberapa orang yang tidak Luna kenali. Sekitar empat orang.

"Itu siapa om?" Tanya seorang gadis asing pada ayah raja. Ayah raja memandang Luna lalu raja. Ia berdehem sebelum menjawab.

"Ekhem, itu pelayan baru di sini," ujar pria parubaya itu. Luna yang masih berdiri di depan pintu menunduk dan memilin jari-jarinya saat mendengar perkataan ayah mertuanya.

"Oh, celina kira siapa." Luna yang tadi menunduk langsung menatap gadis bernama Celina itu.

Gadis itu terlihat sangat cantik, berbeda dengan dirinya yang biasa-biasa saja. Pantas saja raja begitu mencintai kekasihnya itu.

Pantes aja raja cinta banget sama Celina, orang dia cantik. Kalau di bandingin sama aku, ya kalah jauhlah, Ish mikir apa sih kamu Lun. Batin Luna.

"Heh! Ngapain sih Lo berdiri di sana, mending siapin makan di belakang!" Bentak raja geram saat melihat Luna yang terus-menerus melamun di dekat pintu. Celina yang duduk di samping raja mengusap lengannya laki-laki itu dan menenangkannya.

LUNA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang