10

15.2K 456 0
                                    

Hi

***

H A P P Y R E A D I N G

***

Part 10

Besoknya Luna sengaja keluar dari kamar setelah semua orang sudah berangkat menuju kantor ataupun sekolah. Untungnya Sisil tidak mengomel seperti biasa. Syukurlah, setidaknya luna tidak harus berada dekat dengan Regan.

Luna berjalan menuju dapur guna mencari makanan, kebetulan hanya ada dirinya di rumah. Sedangkan yang lainnya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Termasuk Regan yang sudah berangkat ke kantor.

Mata Luna langsung berbinar saat melihat sebuah telur ceplok di meja makan. Kebetulan sekali ia sedang ingin makan telur ceplok.

"Tapi, ini ada yang punya gak ya?" Gumam gadis itu menatap telur itu penuh minat.

"Itu milik kamu, saya membuat telur itu untuk kamu. Saya tahu, kamu menginginkan itu sejak semalam." Mata Luna seketika melebar saat mendengar suara langkah kaki dan suara itu. Suara yang tadi di hindarinya. Harus dan wajib di hindari. Dia Alaska Regan Wijaya. Putra sulung raga.

"K-ak Regan? Belum berangkat?" Tanya Luna ramah, ia berusaha bersikap seperti biasa. Meskipun ia geram dan canggung pada Regan.

Regan tidak menjawab, ia malah berjalan mendekati Luna lalu berhenti tepat di samping meja makan. Meraih pisau dan garpu ia memotong-motong telur itu kecil laku menyerahkannya pada luna.

"Sekarang, makan. Saya tidak ingin keinginan anak saya tidak terpenuhi." Ujar Regan santai. Luna mendelik tidak terima.

"Ini anak aku sama kak raja." Ketus Luna. Dengan ragu-ragu ia menyuapi dirinya sepotong telur yang sudah di potong kecil-kecil oleh regan.

"Ya, tapi, saya pastikan saat bayi itu lahir. Dia akan mengenal saya sebagai ayahnya." Ujar Regan percaya diri.

Luna tidak perduli, ia malah sibuk menyantap makanannya. Sedangkan Regan geleng-geleng kepala melihat Luna yang tampak antusias dengan telor tersebut.

"Pelan-pelan luna, tidak ada yang akan mengambil makananmu."

"Kalau kakak gak ada keperluan di sini, mending pergi." Kata Luna tanpa menoleh.

Regan yang memang dasar keras kepala menggeleng dengan tegas.

"Tidak, saya masih punya urusan sama kamu." Ujar Regan.

Luna menghela nafas panjang. Ia merasa tidak memiliki urusan dengan pria yang sedari tadi menatapnya itu.

"Aku rasa sejak awal kita gak punya urusan, kak Regan."

Regan kembali menggeleng."banyak. Kamu memiliki banyak urusan dengan saya. Salah satunya ini." Regan tampak mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya.

Sebuah kotak beludru berwarna merah.

"Ambil, ini lebih mahal dan bagus dari pada yang di berikan mama untuk Freya dan Asha." Ujar Regan menunjukkan cincin di kotak tersebut.

Luna menggeleng. "Enggak. Kasih ke kak Asha aja. Luna gak butuh."

Regan menghela nafasnya."bisa saat ini kamu tidak usah membahas Asha. Saya selalu kesal mendengar nama perempuan itu." Kesal Regan. Regan pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain. Kasar dan emosian. Tapi, regan berusaha untuk tidak menunjukkan sisi jeleknya di depan Luna. Agar perempuan itu tidak takut padanya.

"Luna, ambil atau saya perkosa kamu di sini." Ancaman Regan membuat Luna terkejut. Perempuan berusia 18 tahu refleks memuntahkan makanannya.

"KAK REGAN GILA!"

"Yes, it's true i'm crazy about you."

***

Luna sedang menyiram tanaman. Tapi, atensinya tertarik pada seseorang yang berada di luar gerbang, seseorang melambai padanya.

"azhar?" Gumam Luna saat melihat laki-laki itu adalah temannya di sekolah saat ia masih sekolah dulu.

"Azhar  ngapain kesini?" Tanya Luna sesudah membuka gerbang.

"Gue khawatir sama Lo, lun." Ungkap Azhar. Ada kerinduan di mata cowok itu. Jujur Azhar belum ikhlas jika luna sudah menikah. Sangat sulit mengikhlaskan seseorang yang sudah kita kagumi sejak dulu.

"Zhar, mending pulang ya?" Ujar Luna saat matanya tidak sengaja bersitatap dengan mata Regan yang berada di balkon. Tangan lelaki itu nampak terkepal.

Azhar mengerutkan keningnya, Luna mengusirnya? Dan matanya mengedar dan ia bersitatap dengan pria dewasa yang berada di balkon.

Mengetahui penyebab Luna mengusir Azhar berusaha mengerti.

"Yaudah kalo gitu Gue balik dulu, lun. Kalo ada apa-apa kabarin gue. Jadi kalau baby pengen sesuatu kasih tau gue ya? Biar gue bantu." Ujar Azhar lalu pergi dari sana.

***

Di benci ayahnya di cintai oleh kedua pria yang sama-sama mengagumi ibunya.

Ha-ha-ha

Begitulah kira-kira.

Vote

Koment

Follow

(Kalian tau ges, satu vote kalian itu berarti banget buat aku. Kadang satu vote bisa bikin mood nulisku balik lagi setelah pergi) jadi intinya jangan bosan-bosan vote.

Tapi, kalau bisa koment juga. Plus follow aku.


LUNA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang