13

11.2K 361 2
                                    

Hai

H A P P Y R E A D I N G

***

Hi


H A P P Y R E A D I N G

***

Part 13

"Sepulang kerja nanti gue mau jalan sama Celina, bilangin ke anak Lo, gak usah bikin gue repot. Suruh elo aja yang muntah-muntah gak usah gue. Ngerepotin tau gak!"

"Belum lahir aja udah nyusahin gue, mending Lo gugurin aja. Daripada nyusahin." Ujar raja kesal.

Luna yang berdiri tidak tau dari raja hanya mengusap perutnya yang sudah yang sudah memasuki kehamilan 5 bulan. Tidak menyangka jika pernikahannya dengan raja sudah memasuki 5 Bulan 2 Minggu. Meskipun tidak ada yang berubah dari raja. Sikap maupun perlakuan untuk Luna serta bayi mereka masih sama seperti dulu.

Bahkan laki-laki itu sepertinya bersikeras untuk membunuh anak mereka. Pernah sekali di mana raja memberi minuman untuk Luna yang berisi obat penggugur kandungan, awalnya Luna heran tumben raja mau peduli padanya. Tapi, untungnya ada pembantu yang memberi tahu Luna jika raja mencampur sesuatu di minumannya.

Untungnya raja tidak mengetahui jika rencananya di gagalkan oleh pelayan dirumahnya. Kalau tidak pasti laki-laki itu sudah memecat pelayan tersebut. Tapi berbeda dengan Luna yang justru berterima kasih.

Jangan dengerin ayahmu, ya nak. Tetap tumbuh dengan sehat Sampai di mana kamu akan melihat dunia batin Luna tersenyum.

Raja yang sedang memasang dasi menatap Luna dengan tatapan aneh.

"Udah gila ni cewek." Gumam raja.

"Heh! Ngapain Lo senyum-senyum sendiri?" Tanya raja. Luna menggeleng cepat.

"Anak kakak seneng kalau di omelin papahnya." Ujar Luna.

Raja mencibir. "Anak Lo kali, gue mah gak pengen punya ntuh anak. Lo nya aja yang keras kepala pengen mempertahankan dia, kalau gue uddah dari awal-awal gue bunuh. Biar gak ngerepotin." Ujar raja tanpa beban.

Luna menghela nafas saat mendengar perkataan raja.

"Kak, anak ini memang hadir dalam hubungan yang salah. Tapi, apa ia harus menanggung kesalahan orang tuanya."sahut Luna.

"Dan siapa tau anak ini calon orang di masa depan." Lanjut Luna bercanda, tapi ia mengamini dalam hatinya.

Raja tersenyum mengejek. "Mimpi Lo. Lo aja cuman lulusan SMP. Gimana anak lo kalau idup."

***

"Mbak permisi," seorang ibu-ibu kisaran 40 tahunan tampak mendekati Luna yang sedang menyiram bunga.

Luna meletakkan selangnya dan berjalan mendekati ibu-ibu tadi yang tampak membawa sebuket bunga dan sebuah kotak hitam.

"Eh, Bu Ningsih. Kenapa bu?" Tanya Luna pada bu Ningsih. Bu Ningsih adalah salah satu pembantu dari rumah tetangga.

"Ini mbak, ada titipan dari orang untuk mbak Luna." Bu Ningsih menyodorkan buket Bunga tersebut beserta kotak hitam kecil itu.

LUNA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang