19

11.5K 378 9
                                    

***





Bajingan Lo Regan,

Brengsek

Raja yang sedang mengemudi mobil dengan ugal-ugalan terus-menerus mengumpati Regan yang hilang entah kemana setelah pertengkaran keluarga tadi. Pria itu tidak datang menjenguk sama sekali, di telpon tidak di angkat, di SMS pun tidak di balas, bahkan pria itu tidak aktif sama sekali.padahal ayahnya baru saja berpulang ke Rahmatullah.

"Gue bakal bikin Lo nyesel Regan." Mata raja melotot, bola matanya memerah menahan tangis sekaligus emosi.

Raja sampai di rumah sakit, ia memarkirkan mobilnya sembarangan arah, berlari menuju ruangan sang ayah yang di isi dengan tangisan sang ibu.

Raja mengepalkan tangannya berjalan dengan pelan, membuka pintu ruangan ayahnya. Dan terlihatlah sang ibu sedang menguncang tubuh suaminya yang sudah kaku. Asha dan Freya tampak menenangkan. Sedangkan Randy pergi entah kemana. Raja tidak perduli.

Entah bagaimana ada Luna ada di sini. Raja berjalan tergesa-gesa menuju Luna.

Tanpa ba-bi-bu. Raja mengangkat tangannya dan melayangkan tangannya ke pipi perempuan hamil itu.

Plak!

Pipi Luna yang Awal putih seketika langsung memerah saat raja melayangkan tamparan yang sangat kuat. Sudut bibir Luna bahkan berdarah.

"NGAPAIN LO KESINI ANJING! BELUM PUAS LO BAWA SIAl BUAT KELUARGA GUE?" Bentak raja murka. Urat-urat lehernya bahkan tercetak jelas.

Freya mendekati mereka berdua dan menarik tangan Luna keluar dari ruangan, tidak perduli tatapan membunuh raja yang seperti ingin memakannya hidup-hidup.

"Sebenci-bencinya kamu sama Luna. Kamu tidak berhak memukulnya raja." Itulah perkataan Freya sebelum ia membawa Luna keluar dari ruangan meninggalkan Sisil yang sedang menangis histeris, raja yang berdiri kaku. Dan Asha yang menampilkan senyum smirk.

"Jangan perduliin perkataan Freya Raja, ingat dia yang menyebabkan semuanya kacau. Dia penyebabnya." ujar Asha, ia menatap benci ke freya dan luna yang berjalan berdua menuju luar.

***

Freya mengajak luna duduk di kursi taman. "Luna kamu gak papa kan? " tanya freya, ia khawatir. Segera ia mengusap pipi luna yang membekas.

Luna hanya diam menatap satu arah. Ia masih mengingat bagaimana telapak tangan suaminya mengenai pipinya yang membuat pipinya memerah dan perih.

"Luna, " panggil freya pelan saat melihat luna hanya diam.

"Aku pembawa sial mbak, " gumam luna melirih yang masih dapat di dengar oleh freya. Luna dengan tatapan kosongnya.

"Enggak, kamu bukan pembawa sial. Ini semua udah takdir yang maha kuasa. Kamu jangan dengerin kata mama sama raja, itu semua gak bener. " ujar freya berusaha untuk memenangkan luna yang terlihat sedih dan terpuruk.

"Aku gak tau harus bagaimana lagi mbak, jujur kalau aku boleh memilih takdir dari yang Esa, aku enggak akan milih buat muncul di tengah-tengah keluarga Wijaya. Andai waktu itu aku bisa ngelawan, kak. " luna berandai-andai.

***

"Regan, dasar anak tidak tahu diri kamu. Kemana kamu semalam? Ayah kamu meninggal dan kamu malah keluyuran gak jelas? Kamu bahkan tidak hadir di pemakaman ayahmu? " regan yang baru saja memasuki rumahnya keluarganya langsung menghentikan langkahnya saat tiba-tiba saja sisil menghadangnya dan melontarkan kata-kata tersebut.

"Lalu? "Sisil yang mendengar respon putra sulungnya murka. Tangannya tanpa segan langsung menampar wajah regan, membuat kepala itu langsung tertoleh kesamping.

"ANAK TIDAK TAHU DIRI, BIADAP, KURANG AJAR KAMU. INGAT TANPA SAYA DAN SUAMI SAYA KAMU BUKAN SIAPA-SIAPA. " teriak sisil murka.

"Oh ya? Bukannya tanpa dia anda bukan siapa-siapa? Saya rasa kalimat anda berbalik pada anda. Jika bukan karna raga arnoldi Wijaya, anda hanya janda beranak 2, anda paham?" ujar regan membuat sisil terbungkam.

Ya, itulah faktanya. Sebelum di nikahi oleh raga sisil adalah janda beranak dua. Di mana raja dan Ray adalah anaknya dengan suami sah nya yang tega meninggalkan dirinya demi selingkuhannya.

Saat itu sisil Adriana kebingungan bagaimana cara menghidupi dirinya dan dua anaknya.

Ia memutuskan untuk bekerja di salah satu perusahaan besar di indonesia. Meskipun hanya sebagai tukang bersih-bersih dan, hingga akhirnya sisil bertemu dengan raga yang saat itu sudah menduda karna baru di tinggal sang istri.

Ia juga memiliki dua putra. Rendy dan regan.

Hanya berselisih beberapa tahun saja dari mereka.

"Apa maksud, kamu? " tanya sisil geram.

Regan menyinggung masa lalunya. "Kenapa memangnya kalau saya janda? "

***

LUNA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang