Happy new year guys. Telat dikit gakpapalah:)
Seperti biasa jangan lupa di pencet bintangnya dan follow akun ku. Komen juga
Happy reading
***
Saat ini Sisil duduk dengan perasaan gelisah di tepi kasurnya. Dengan perasaan tak karuan, Sisil berdiri dengan tergesa-gesa menuju lemarinya dan mencari sesuatu dari dalam sana. Setelah menemukan barang yang ia cari. Ia bergegas mengambil koper serta tasnya.
Dengan tangan bergetar ia mengambil perhiasannya dan memasukan seluruh perhiasan miliknya. Tak lupa dengan ia juga mengambil uang yang ia dan raga taruh dalam brangkas.
"Huh, setidaknya masih ada ini" Sisil menghela nafasnya lalu meletakkan kopernya yang berisi perhiasan serta uang itu di bawa tempat tidur.
Bukan tanpa sebab ia melakukan itu, ia hanya takut sewaktu-waktu Regan akan mengusir nya dari rumah, karna sekarang raga suaminya sudah tidak ada. Anak itu pasti tidak akan menghormatinya seperti saat raga masih hidup. Sisil yakin itu.
Tok
Tok
Tok
Sisil menoleh saat melihat salah satu menantunya masuk kedalam kamarnya. "Asha," panggil Sisil pada Asha yang baru saja masuk.
"Maa, mama gak papakan?" Tanya Asha, Sisil menggeleng. Memberi tahu bahwa ia sedang tidak baik baik saja.
"Mama panik, sha. Suami kamu kayaknya gak bakal nganggap mama lagi, mama takut dia ngusir mama dari rumah, mama harus Tinggal di mana? Terus Ray? Raja? Gimana masa depan mereka. Mama gak mau mereka harus kembali hidup susah." Ujar Sisil khawatir. Asha memegang pundak Sisil dan berusaha menenangkan Sisil.
"Mama jangan khawatir, aku bakal berusaha bujuk mas Regan buat ngebiarian mama dan yang lain buat tinggal di sini," ujar Asha menenangkan Sisil.
"Mama percaya kamu, sha,"
***
"Luna, ayo balik. Mas Rendy pasti udah ngomel-ngomel di rumah karna aku nggak ada." Freya yang saat ini tengah menemani Luna untuk menghibur diri kembali mengajak Luna pulang. Memang keduanya tidak ikut ke pemakaman karna di larang oleh rendy lebih tepatnya Luna tidak akan di terima di sana dan freya memutuskan untuk menemani Luna jalan-jalan.
Walaupun ia yakin seratus persen jikalau keadaan rumah masih sangat panas-panasnya.
"Eh, iya mbak." Balas Luna lalu ikut masuk ke dalam mobil yang ia dan Freya tumpangi.
"Gimana perasaannya? Udah mulai lega?" Tanya freya saat mereka sudah di perjalanan pulang.
"Udah agak tenang, mbak." Ujar Luna, Freya mengangguk dan memegang tangan Luna.
"Kalau ada apa-apa jangan sungkan mau cerita sama mbak. Mbak siap dengerin keluh kesah kamu." Ujar Freya, Luna menatap wanita yang hanya berbeda dua tahun lebih tua darinya itu.
"Terimakasih mbak."
"Sama-sama," Freya mengusap pucuk kepala Luna. Menganggap gadis itu adiknya.
***
"DASAR GAK TAHU DIRI , ANJING!"
"LO YANG ANJING! BERANI-BERANINYA LO NGEHINA NYOKAP GUE!" bentak raja emosi pada Regan.
"KENAPA GAK TERIMA SAMA YANG SAYA BILANG? BUKANYA ITU BENER YA? IBU KAMU ADALAH PENGGODA SAAT BEKERJA BERSAMA PAPA SAYA. PEREMPUAN MURAHAN! CIUH." Regan meludah di depan raja.
"JAGA OMONGAN LO, REGAN ANJING."
Melihat emosi raja yang mulai meledak Regan bukannya berhenti ia malah makin memancing emosi anak itu.
"Ibu kalian hebat juga, buktinya dia bisa buat papa saya yang cinta mati sama istrinya, dengan sekejap mata berpaling. Saya tebak ibu pasti memakai pelet kan? Biar bisa dapetin laki-laki kaya."
"BOKAP LO YANG MURAHAN!" Teriak raja tidak terima ibunya yang melahirkannya di hina seperti itu oleh putra Ayah tirinya.
"Bang, kenapa Lo jadi gini. Setidaknya meskipun mama Sisil bukan mama Lo, bang. Setidaknya hormati dia. Kayak gue sama raja ngehormati almarhum papa." Ujar Ray membela adiknya dan ibunya.
"Hahaha, kalian pikir saya tidak tau kenapa kalian begitu menghormati papa saya waktu dia masih hidup. Apalagi kalau bukan warisan, hah? Apalagi. Tapi, saya pastikan kalian berdua termasuk ibu kalian gak akan mendapatkan apapun. "
"Karna saya sama Rendy masih hidup. Dan kami adalah putra kandung dari raga Arnoldi Wijaya dan Michelle zefanya Wijaya. Bukan kalian."
"Harusnya kalian tahu diri, dengan hanya di kasih tempat tinggal di rumah ini. Kalian berterima kasih, ya karna apa. Kalau bukan karna papa saya menikahi ibumu, kalian berdua pasti udah jadi gelandangan sekarang." Hina Regan semakin menjadi-jadi.
"Bang," Ray tampak tidak percaya dengan apa yang di ucapkan Regan.
Selama ini yang ia tau, Regan adalah orang yang paling bodoh amatan dengan urusan percintaan ayahnya, bahkan ia melihat Regan dapat menerima Sisil sebagai ibu Tirinya. Tapi, sekarang regan seperti ini. Laki-laki menunjukkan kebalikannya.
"Saya bukan saudara mu, berhenti manggil saya Abang" Sinis Regan pada Ray dan raja.
"Saya tidak bakal mengusir kalian bertiga dari rumah ini, dengan satu syarat." Senyum kemenangan tampak terpatri di bibir merekah milik regan. Ia menatap raja lama lalu ia mengutarakan keinginannya.
Yang membuat orang-orang yang ada di situ terkejut.
"Ceraikan Luna setelah melahirkan, dan setelah itu saya akan memberikan sebagian harta keluarga saya lalu pergi sejauh-jauhnya dari kehidupan Luna."
Raja dan Ray terdiam mematung.
Terlebih raja, raja mengepalkan tangannya, rasanya kebenciannya untuk perempuan itu bertambah
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNA (End)
General FictionJANGAN LUPA FOLLOW! Tinggalkan vote dan komen Deskripsi Luna athayya gadis pecinta senja yang terpaksa harus menikah dengan laki-laki yang telah merebut kehormatannya hingga ia harus hamil anak pria yang telah memiliki kekasih itu. Dan Luna juga k...