19. Para Kesatria Naga terakhir.

24 8 0
                                    

Tuan Forde menjentikkan jari. Kobaran api keluar di jemarinya, membakar benang lilin di hadapannya. Tempat yang ditujukan olehnya begitu gelap, berada di dalam tanah dan begitu dirahasiakan.

"Ini tempat apa Tuan Forde?" Patra bertanya.

Tuan Forde tidak menjawab, berjalan menuju sebuah lukisan terpapar di hadapan. Di sana terdapat sebuah gambar seorang berpakaian ala kesatria dengan pedang terangkat di tangannya, dia menunggangi seekor naga dan bertarung dengan kumpulan Monster bertanduk tiga. Ada pusaran aneh ditengah pertarungan itu, tidak tahu pusaran apa. Itu lebih mirip seperti gerbang portal yang pernah di buka Danemon.

"Ini adalah gambar ilustrasi Derstara saat melawan kumpulan Monster yang hendak merampas salah satu senjata Pusaka Naga yang berupa Gerbang portal Dimensi Waktu. Dia bertarung gigih seorang diri. Tak ingin dibantu oleh siapapun. Pusaran yang kalian lihat ini adalah gerbang portal itu. Pada Waktu itu dengan sisa tenaga, dia menggunakannya, sehingga membuat dia harus gugur kehabisan tenaga. Para kesatria Naga sangat menghormati dirinya. Dia dijuluki sebagai pahlawan, ada juga yang menyebutnya sebagai pembawa bencana, karena dari kekuatan dan senjata yang dibuatnya selalu menjadi perebutan kekuasaan. Termasuk para Kesatria Naga sendiri."

Aku menyimak sambil terus meratapi lukisan itu. Kisah tentang Derstara sempat kudengar dari Danemon, juga dari beberapa penjelasan Paman Ref dan Master Windu.

Setelah Danemon keluar dari ranselku. Para penduduk desa Baxara berkumpul di depan kediaman Tuan Forde, berseru heran, dan sebagian ada yang menatap waspada. Mereka jelas kaget melihat ada seekor naga, terlebih hewan ini katanya sudah punah di abad ini.

Melihat hal itu, Tuan Forde bertanya apa ada otoritas Kerajaan Zerafas ke sini. Mereka menggeleng semua. Begitu mendengar jawaban itu, Tuan Forde menyuruh para penduduk untuk merahasiakan hal ini dan mereka mengiyakan, sebagai ada yang berharap agar Naga itu tidak ditemukan oleh otoritas Kerajaan Zerafas.

Setelah kejadian itu, Tuan Forde membawa kami ke sebuah tempat yang berada di bawah tanah, dia ingin menunjukkan sesuatu. Itu pun dengan ucapan ketus seperti ciri khasnya.

"Lukisan ini berguna untuk mengenang jasanya. Dulu kala Desa Baxara salah satu tempat tinggal Para kesatria Naga selain Desa Neztoforce. Desa ini memiliki peranan penting untuk menghentikan penyerbuan monster di daerah Arcotika. Hingga ketika era peperangan besar sepuluh tahun silam, yang menyebabkan kepunahan massal Naga Elemen. Para kesatria di sini mulai menutupi identitasnya sebagai penambang. Alasan itu bukan karena mereka melarikan diri, tapi karena mereka tidak ingin ada pertempuran yang bisa saja mencelakai orang lain."

"Maaf aku jika lancang berbicara, Tuan," potong Patra. "Bukankah sudah biasa jika ada pertempuran yang terjadi kapan saja. Para kesatria Naga ahli dalam bidang itu bukan."

Tuan Forde mengangguk pelan. "Kami Para kesatria Naga memang Ahli dalam bertarung, dan menggunakan kekuatan Magna. Tapi kami tidak ingin kehilangan orang tercinta lagi," Tuan Forde menghela nafas, berjalan menuju sebuah ruangan. Kami bergegas mengikutinya. "Sepuluh tahun silam merupakan hari terburuk bagi kami Para kesatria Naga. Di hari itu kami harus terpisah dengan Naga kami,  teman, Partner bertarung yang selalu bersama kami, di mana pun dan pertarungan apapun."

Tuan Forde berhenti di depan pintu dan membukanya. Begitu kami memasukinya. Seketika aku terperanjat.

Terdapat puluhan nisan berjejeran rapi, dengan ukiran indah. Rupanya ini pemakaman. Tapi mengapa ada di bawah tanah?

"Ini bukan Makam biasa, Kayzan. Ini adalah makam siapapun yang gugur di pertempuran sepuluh tahun silam. Naga, manusia, Elf, Hewan mitologi, siapapun kami kubur di sini. Para penduduk desa Baxara menyembunyikan kuburan massal ini agar tidak ada seorang penyihir jahat yang mau mengambil mayat-mayat mereka dan menjadikannya sebagai Undead (mayat hidup) agar jiwa mereka bisa tenang di alam sana."

THE DRAGON ELEMENT (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang