30. Bangkit

14 2 0
                                    

"Abbey...." Teriak ku histeris.

Dengan kekuatan telekinesis nya Gadis itu berdiri tak jauh dari menggantikan posisi Ifa yang sebelumnya melindungi Hisar, tubuhnya seketika terkulai dengan darah segar muncrat keluar dari arah jantungnya.

"Abbey," aku bergegas turun dari punggung Danemon, berlari kencang dan sigap menangkap tubuhnya. Darah segar masih keluar deras, membasahi pakaiannya.

"Kayzan..." Abbey tersenyum ringkas, terbatuk pelan. Darah segar keluar dari mulutnya. "Terima kasih...."

"Abbey bertahanlah," seruku, berusaha menutupi lukanya dengan tangan.

"Kayzan... Tolong... Ba.. bantu.. Mir...la..." Tubuh Abbey seketika lemah, tak ada lagi derup napasnya. Gadis itu telah pergi untuk selamanya

Aku memeluknya, sembari mengalirkan air mata. Perasaan ini... Apakah ini yang dinamakan perpisahan? Kenapa terasa menyakitkan? Kenapa terasa sangat sesak di dada?

Aku mengusap wajah Abbey, memejamkan matanya. Hatiku berdebar kencang, antara kesal dan sedih. Aku bangkit memandang Pria berzirah merah. Tidak akanku maafkan. Orang ini harus di beri pelajaran.

Whussh! Aku melambung tinggi dan tiba di depan orang. Tanpa banyak basa-basi aku mengirim serangan. Ikatan partner dengan Danemon seketika aktif. Butiran es keluar dari kepalan tinjuku.

Bum! Sebuah pukulanku lancarkan, telak menghantam orang yang menusuk Abbey, hingga membuatnya terdorong ke belakang.

"Kayzan....," Semua orang di tempat itu berseru melihat kedatanganku.

Aku berdiri, berpandangan dengan orang berpakaian Zirah merah. Danemon tepat di sisiku.

"Ifa. Tolong sembuhkan Hisar dan menjauhlah dari sini. Biar aku habisi orang ini," perintahku.

Ifa mengangguk, segera membopong Hisar dan menjauh ke tempat aman.

Hutan dengan tebing-tebing terasa tegang akibat dua kekuatan saling beradu.

Aku mengeram pelan. Butiran-butiran es keluar di sekelilingku

"Naga Element," seru orang berpakaian Zirah Merah, menatap Danemon dengan antusias. "Bagaimana bisa ada Naga Element di sini, dan kau..." Orang itu menatap ku, "..pasti Partner dari hewan ini. Tidak disangka kau bisa mengikat hubungan kekuatan dengan hewan mitologi terkuat macam dia. Sulit dipercaya."

Aku bergeming, menimpa situasi. Dari logat dan nada bicara orang ini, seperti meremehkanku, namun itu sepadan dengan energi kekuatan yang dikeluarkannya. Zirah yang dikenakan, juga bukan zirah sembarangan. Itu Zirah Forsmentary. Orang ini seorang Partner Magis. Aku bisa menduga dari motif zirah yang dipenuhi sisik dan bola matanya yang mirip seekor reptil.

"Kayzan..., Kita harus mengaktifkan mode Forsmentary. Energi yang dikeluarkan orang ini begitu besar."

Aku mengangguk setuju, lantas berkonsentrasi. Mulai mengaktifkan mode tersebut.

Aku ingat. Aku dan Danemon hanya sekali menggunakan mode ini. Ketika terdesak melawan gerombolan Aholl dan Serigala hitam. Tetapi setelah tiga Minggu berlatih, kekuatan itu pasti tumbuh berkali lipat.

Tubuh Danemon berubah menjadi serpihan cahaya, merasuki tubuhku dan bertransformasi menjadi lempeng-lempeng besi hingga membentuk pakaian zirah berwarna biru es. Aku membuka mata, serasa cahaya biru keluar dari mataku.

Mode Forsmentary telah aktif.

"Menakjubkan," seru orang itu. "Selain berpartner dengan seekor naga. Kau ternyata bisa mengaktifkan tingkatan tertinggi Partner Magis."

THE DRAGON ELEMENT (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang