(5)- Sekolah

32.6K 2.8K 38
                                    

Happy reading
GUYS 😽

KOMEN DI SETIAP PARAGRAF!!

Hari ini adalah hari pertama untuk Anara sekolah, maksudnya untuk si Ana.

Gadis itu sudah siap dengan seragam khas sekolahnya. Menatap penuh takjub pada pantulan tubuhnya di cermin.

Cantik, si pemilik tubuh ini sangat cantik. Ana benar-benar terpesona dengan si pemilik tubuh ini, Anara.

"Waah, Ana cantik," takjubnya, tapi di samping itu dia terdiam.

"Ana mimpi? Atau beneran nyata?"  sambil menatap pantulan dirinya.

Ini nyata, Ana.

"Hah? Siapa?" Beo gadis itu. Akhir-akhir ini, kenapa ada suara yang suka sekali berbisik kepadanya.

Apakah hantu? Bulu kuduk Anara langsung berdiri seketika. Ih, serem.

"Kalau beneran nyata, gimana kabar abang, Bunda sama papa, ya? Ana kangen," sendunya.

"Nona muda," panggil Melinda.

"Iya bi?"

"Nona muda sudah siap?" Tanya Bibi Melinda di luar kamarnya.

Anara berjalan ke arah pintu kamar, lalu dia membuka pintu tersebut hingga menampakkan bibi Melinda dengan senyum ramahnya.

"Gimana? Ana cantik, kan?" Tanya nya sambil memutar tubuhnya.

Bibi Melinda menganggukkan kepalanya, jujur, nona muda nya itu memang cantik. Dia tidak berbohong akan hal itu.

"Waaah, makasih," serunya, refleks memeluk bibi Melinda.

"Ekhem."

Anara melepas pelukan itu, dia menatap bingung ke arah pria paru baya, yang tak lain adalah Xavier.

Sejak kapan pria paru baya itu ada di sana?

Anara memicing kan matanya, menatap lekat Xavier. Dia seperti mencoba mengingat wajah pria paru baya itu.

"Aaa, Daddy Xavier," celetuk Anara heboh.

Bibi Melinda dan Xavier sama-sama membolakan mata nya, tak percaya dengan kata yang dilontarkan oleh gadis itu.

"Daddy duda kenapa di situ?"

Panggilan tidak masuk akal itu keluar begitu lancar dari mulut mungil Anara.

Kemana rasa takutnya kala berhadapan dengan Xavier? Seakan rasa takut itu lenyap dalam satu malam.

Xavier terdiam, ia bingung akan merespon seperti apa, dia belum siap akan perubahan gadis di depannya ini.

"Daddy duda kok bengong, Ana ada salah, ya?" Sendunya yang merasa bersalah.

Bibi Melinda meringis.

"Maaf tuan besar, sifat nona muda memang berubah setelah musibah yang dialaminya," jelas Melinda.

Tanpa satu kata pun, Xavier langsung pergi, meninggalkan bibi Melinda dengan Anara. Dirinya tidak merespon seolah tidak peduli, kapan dia peduli!? Mengganti popok nya kala bayi saja tidak pernah.

Ana Or AnaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang