(2)-Keluarga?

38.9K 3.3K 140
                                    

Halo ketemu lagi

ADA YANG KANGEN?

Follow IG
@kaila.xarsgb

KOMEN DI SETIAP PARAGRAF DAN VOTE DI SETIAP PART!!

HAPPY READING 😽

"Waah, Daddy ganteng."

Pria paru baya itu menatap tajam gadis mungil berusia 6 tahun itu, matanya menyorot tajam kala dia melihat tangan mungil itu memegang ujung jas miliknya.

"Apa yang kau lakukan, sialan!?"

Tanpa perasaan, dia malah mendorong gadis mungil itu hingga terjatuh, dan berakhir keningnya terantuk ujung meja, dan berdarah.

"Maaf," ujarnya penuh ketakutan. Begitulah dia, selalu takut kepada sang Daddy, entah kenapa Daddy nya selalu marah padanya.

Jika kepada para kakak laki-laki nya, dia tidak marah. Bahkan dia tak sengaja melihat salah satu kakak laki-laki nya menodongkan pisau ke arah sang Daddy, tapi bukannya marah, sang Daddy malah bangga.

Melihat hal itu, dia pernah mencobanya, yaitu dengan menodongkan pisau dapur ke arah sang Daddy. Bukannya dapat tatapan penuh kebanggaan, malah dirinya ditampar hingga dihukum.

Sangat tidak adil!

"Hey!"

Ana mulai membuka matanya, dia menatap aneh tempat dia sekarang. Seperti padang yang luas tanpa batas.

"Ana!"

Gadis itu tersentak kala melihat gadis cantik di depannya, gadis itu tersenyum manis ke arah Ana.

"Siapa?"

Bukannya menjawab, dia malah tertawa kecil, sangat merdu, tawanya sangat candu bagaikan narkoba.

"Aku Anara," jawabnya.

"Anara cantik, Ana suka," puji Ana sambil menatap penuh binar ke arah Anara.

"Ana juga cantik," balas Anara, hal itu membuat Ana salah tingkah.

"Ana ada di mana?" Tanya nya penuh tanya sambil menatap ke seliling tempatnya saat ini.

"Ada deh, Ana mau nggak Anara kasih tau?"

"Apa?"

"Ana harus jadi Anara, Ana harus buat Anara yang dulunya tidak diperdulikan menjadi sebaliknya," jelasnya serius.

"Hah? Maksud Anara apa?" bingungnya.

"Sekarang Ana jadi Anara, dan Ana harus merubah alur kehidupan Anara."

"Jadi sekarang Ana jadi Anara? Tapi kenapa?" Tanya nya masih bingung.

"Itu karena takdir, Ana. Tentang abang Ana, Ana tidak perlu khawatir, Abang Ana sama Anara, dia sudah tenang."

"Beneran?" Heboh Ana.

Anara menganggukkan kepalanya.

"Terus abang Ana mana? Ana mau ketemu abang."

"Nanti ya, waktunya udah habis, dadah Ana."

Setelah itu tubuh nya tertarik sehingga kesadarannya terenggut. Sehingga kegelapan merenggut nya.

Ana Or AnaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang