(29)- HANCUR!!

9.1K 759 22
                                    

HAPPY READING GUYS 😘💞

Dunia ini lagi-lagi harus menghancurkan kehidupan Misela.

Kejam!

Satu kata menggambarkan dirinya kepada cobaan Tuhan. Kenapa, kenapa harus dirinya yang diberi cobaan seperti ini?

Gadis itu menatap kosong ke arah garis polisi yang berada di depannya. Garis itu menghalangi dirinya pada jurang.

"Mama beneran capek?" Satu pertanyaan keluar dari mulut Misela.

"Kalo Mama capek, kenapa nggak istirahat sebentar, kenapa malah selamanya?"

Dirinya tetap menatap kosong ke arah jurang yang di mana para pihak polisi dan lainnya sedang mencari korban yang baru saja mengalami kecelakaan di sana.

Mobil dan penumpangnya masuk ke jurang. Dia belum tahu, apakah sang Mama selamat atau tidak, tapi kata selamat seolah mustahil untuk Misela katakan.

Misela menangis, tapi hanya air mata yang keluar, tidak ada suara isak tangis yang dia keluarkan. Perkataan Merinda tadi sebuah kenyataan.

"Maaf, Mama. Maaf kalo Misela bukan tameng yang kuat buat Mama dari Papa," lirihnya lagi.

Kedua tangan gadis itu terkepal, rasa amarahnya pada sosok sang Papa membuat dendam yang awalnya mereda kini memuncak kembali.

Semua salah pria paruh baya itu!! Awal penderitaannya dari pria itu!! Misela membencinya.

"Semua salah Papa," lirihnya sambil menekan setiap kalimatnya. Pandangannya menatap sendu dan dendam pada garis polisi.

"Jangan pikirin nilai, yang terpenting itu kamu ada di sisi Mama terus, okay?"

Kata-kata itu terngiang-ngiang di kepalanya. Mamanya adalah dunia nya dan pahlawan yang saat ini dia jadikan pedoman.

"Mama selamat? Apapun itu tuhan, Mama harus selamat, termasuk menggantikan posisinya," gumam Misela lirih.

"Jangan pernah dengar perkataan Papa kamu, meskipun kamu disuruh untuk menjadi nomor satu di segala hal, jangan! Karena Mama maunya kamu itu apa adanya."

"Mohon untuk sedikit menjauh, bahaya."

Tubuh Misela tetap menurut kala di dorong sedikit untuk menjauh. Tatapannya tetap pada jurang di depannya.

"I miss you," lirih Misela.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Anara menatap aneh pada sosok keluarganya yang kini sedang menatapnya dengan penuh selidik, dia punya salah?

"Anara ada salah?" cicit gadis itu bertanya, dia benar-benar merasa kecil kala dikelilingi oleh keluarganya yang tampak tinggi, setinggi harapan orang tua kepadanya.

"Jelaskan!" Titah Xavier.

"Hah? Jelasin apa? Anara nggak tau apa-apa, sumpah!"

"Bukan itu," desis gemas El yang seolah tahu apa yang dimaksud oleh Anara.

"Tapi yang itu," lanjutnya.

Ana Or AnaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang