(22)-Target Selanjutnya?

15.4K 1.3K 63
                                    

HALO KETEMU LAGI SAMA LYA🙏

HAPPY READING GUYS 😘

Hidup ini masih menjadi misteri untuk Anara. Antara ini adalah mimpi, atau sebuah kenyataan diluar nalar.

Dalam pikiran bertanya-tanya. Apakah ini hanya sebuah khayalan semata atau memang ini benar ada nya.

Anara menghela napas panjang, dirinya mengalihkan perhatian nya kala terdengar suara pintu.

Seminggu di rumah sakit membuat nya malah semakin tertekan. Kenapa dia harus mengalami trauma, nya? Apakah ini karma?

Karena dulu dia selalu berpikir, jika masalah perundungan adalah masalah sepele. Tapi kini, dia seolah mengalaminya dan dia baru sadar, jika itu bukan masalah kecil.

Perundungan bukan lah hal sepele, mungkin sepele di pihak yang merundung. Biasanya mereka akan bersembunyi dibalik kata "Hanya bercanda."

Jika dipikir-pikir, perundungan sering terjadi di lingkungan sekolah. Dan biasanya terjadi karena perbedaan, entah perbedaan kesenjangan sosial dan lain-lain.

Nyatanya, manusia tidak akan mengerti sebelum dia mengalaminya. Dan itu terjadi kepada Anara.

"Udah lebih baik?"

Anara tersenyum kecil ke arah Melinda. Lalu menganggukkan kepalanya dengan pelan.

"Kapan Anara pulang?"

"Nanti tanya Dokter, ya? Bibi juga nggak tau," jawab nya lembut.

Anara hanya bisa menghela napas panjang. Kenapa dia harus menunggu lama untuk keluar ruangan yang penuh bau obat-obatan ini!?

Benar-benar memuakkan sekali jika harus diam di sini!

Tapi kenapa akhir-akhir ini dirinya menjadi sensitif? Bahkan dia mulai merasa tidak percaya diri lagi, ada apa dengan dirinya?

Bahkan kemaren dia sering marah-marah tidak jelas. Parah nya lagi, dia tidak bisa tidur dengan cepat seperti biasanya. Aneh!

Dirinya akan memiliki jadwal temu dengan psikiater. Jujur saja dia malas, pasti penuh dengan mengonsumsi obat.

"GUA IRI SAMA LO, ANARA!!"

Anara berdesis pelan. Tangannya bergerak untuk memukul kepalanya, karena dia ingin menghilang kan rasa sakit di kepalanya hanya karena satu teriakan yang tiba-tiba menggema di dalam otak nya.

"Kalo gua bisa, gua pengen jadi lo, Anara. Hidup lo enak, nggak ada tuntutan."

Anara terdiam. Suara siapa yang tiba-tiba menggema di dalam otak nya? Apakah dia melupakan sesuatu? Atau memang dia belum sepenuh nya memiliki ingatan tentang Anara yang asli?

"Makasih, dengan begini gua bisa tenang."

Hah?

"ARGHH!"

Anara berteriak keras. Dia semakin keras menjambak rambut nya, sebenarnya siapa? Semakin mencoba mengingat, kepala nya seolah semakin sakit.

Ana Or AnaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang