(28)- Dalam Diam

9K 749 16
                                    

HAPPY READING GUYS❤️

NANTI MALAM BAKAL UP LAGI

Suasana canggung terus saja menyelimuti. Arthan dan Nathan, kedua pemuda itu menahan diri untuk tidak berteriak kesakitan.

Bagaimana tidak? Si kembar seolah memiliki dendam kesumat kepada mereka sehingga orang yang diobati malah semakin merasakan sakit, bukannya sembuh malah sekarat.

"Kak Al, kak El!" tegur Anara, gadis itu menegur kedua kakak kembarnya yang mengobati Arthan dan Nathan dengan tidak hati-hati.

Dirinya meringis melihat luka kedua pemuda itu yang semakin parah, kasian wajah tampannya. Anara jadi tidak tega melihat wajah mereka harus semakin rusak, nanti tidak ada tempat untuk mencuci mata.

"Sakit, ya?" Tanya Anara.

"Nggak kok," jawab serempak Arthan dan Nathan.

Katakanlah jika Arthan dan Nathan itu munafik saat ini, dia bilang tidak apa-apa padahal dalam hati ingin berteriak sakit.

Bayangkan saja, luka yang harus diobati dengan lemah lembut malah pupus kala si kembar mengobati nya seperti menambah luka lagi, malah dikerjakan dengan kasar.

"Yaudah, Anara ke atas dulu. Ada kerjaan, dadah!"

Gadis itu bangkit dan mulai meninggalkan area ruang tamu sambil bersenandung kecil.

Arthan dan Nathan meneguk susah payah air liur nya, mereka bisa melihat lagi tatapan yang mengerikan dari kedua kembar itu.

Siapapun tolong mereka, Arthan dan Nathan. Rasanya luka memar di wajahnya semakin terasa sakit.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

"Kok bisa?" Tanya Anara bingung. Dia pikir jika luka di kedua wajah pemuda itu akibat berkelahi satu sama yang lain, tapi ternyata itu salah!

Arthan dan Nathan serempak mengidikkan bahunya acuh. Mereka pikir ini pasti ulah si peneror.

"Dia lagi?" Tanya Anara pelan dan diangguki oleh Arthan dan Nathan.

Anara berhasil dibuat bungkam. Tolong, siapa pun itu yang menjadi dalangnya tolong berhenti.

Arthan terus menatap lekat wajah Anara yang tampak gusar karena memikirkan dalang dari si peneror, dan Nathan pun begitu, dia menatap wajah Anara tanpa berkedip.

Kedua pemuda itu sama-sama menyimpan perasaannya untuk satu gadis, dan itu Anara.

Ingin mengungkapkannya? Arthan dan Nathan berpikir itu ide yang buruk, karena kedua pemuda itu tahu, jika mereka saling bersaing.

Tapi di dalam hatinya, Arthan dan Nathan hanya ingin satu kalimat yaitu, I wanna be your.

"WOY!"

Keduanya langsung tersadar dan menatap bingung kepada Anara yang wajahnya tampak kesal.

"Kalian kenapa sih?" Tanya Anara gusar.

"Dari tadi melamun terus. Ini Anara lagi jelasin, kira-kira siapa yang jadi dalangnya?" Omel Anara.

"Nggak tau," jawab Arthan dan Nathan bersamaan.

Ana Or AnaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang