(9)- Misela

28.5K 2.9K 94
                                    

HAPPY
READING GUYS 💓

KOMEN DI SETIAP PARAGRAF!!

JGN LUPA MAMPIR KE AKUN IG LYA
@kaila.xarsgb


Karena kecelakaan itu, Anara harus dioperasi karena terjadi pendarahan di dalam tubuh nya. Untung nya tidak ada hal serius yang dialami gadis itu.

Sedangkan kedua pemuda yang masih berseragam itu masih menunggu di depan ruang operasi. Entah kenapa waktu nya terasa lambat, bahkan satu detik terasa satu menit.

Suara derap langkah mengalihkan perhatian kedua pemuda kembar itu. Matanya menatap terpaku ke arah pria paru baya di sana.

"Daddy," gumam nya yang langsung bangkit diikuti oleh El.

Xavier dengan langkah berwibawa melangkah ke arah dua anak kembar nya. Masih dengan jas ala kantoran yang selalu membalut tubuh nya.

"Kenapa tidak memberi tau Daddy?"

"Since you wouldn't care about it, then why did you come here? Startling," ejek seseorang yang mengalihkan atensi ketiga nya.

Di sana ada Steve yang baru saja keluar dari ruang operasi, terlihat dari sarung tangan medis yang terbalut darah.

Pria itu berkacak pinggang sambil menghela napas lega. Akhir nya operasi keponakan nya sudah selesai.

"Keadaan Anara mulai membaik, paman sudah menjahit salah satu pembuluh darah yang pecah di dalam tubuhnya."

"Untung nya aorta tidak putus, jika itu terjadi bisa-bisa jantung tidak bisa memompa darah ke tubuh, dan yeah, tidak ada yang serius, paman bilang Anara beruntung," jelas nya sambil melepas sarung tangan yang sudah kotor.

"Paman akan memindahkan Anara," ujar Steve.

Dia tanpa menunggu komentar mereka, dia langsung masuk lagi ke sana.

Dan tak lama terdapat suster juga Steve yang mendorong brankar, di mana Anara terbaring di sana dengan masker oksigen.

Si kembar dan Xavier mengikuti kedua nya hingga masuk ke salah satu  ruang inap yang disediakan oleh Steve.

"Anara harus istirahat, mungkin dia akan sadar sekitar dua sampai tiga jam, tunggu saja efek obat bius nya habis, kalo begitu Paman pergi dulu, Paman ada jadwal operasi lagi."

Steve pergi diikuti oleh satu suster, meninggalkan Al, El dan Xavier di keheningan mendadak.

"Lebih baik Daddy pulang saja," usir Al tenang sambil duduk di dekat brankar Anara.

"Kalian saja yang pulang, biarkan El yang menjaga Anara, karena Anara lebih dekat dengan El," bangga nya sambil tersenyum penuh kemenangan.

Melihat tatapan tidak terima itu begitu menyenangkan hati El. Senang melihat mereka yang terlihat marah.

El duduk di sopa, baru Xavier ikut duduk di sana. Tapi tak lama dia langsung bangkit meninggalkan si kembar di sana.

Suara ketukan sepatu yang beradu dengan keramik rumah sakit, seolah menjadi penanda akan setiap langkah seorang Xavier. Pria paru baya, Duda kaya raya lagi💸💸.

Banyak pasang mata yang melirik pria itu, mereka begitu merasakan aura dominan penuh pemimpin dari Xavier.

Sampai nya di rooftop rumah sakit tersebut, dia tanpa basa-basi mengeluarkan satu bungkus rokok dan pembatik api.

Ana Or AnaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang