(24)- Teror Dimulai

11.3K 1K 38
                                    

HAPPY READING GUYS ❤️

"Suka?"

Anara menganggukkan kepalanya, kini mereka berada di pasar malam. Jujur saja, Anara benar-benar merindukan dirinya kembali ke sini.

"Makasih," ujar Anara tulus. Dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan raut wajahnya.

Arthan menganggukkan kepalanya, dia mulai menarik napas panjang, bersiap mengeluarkan kalimat yang tertahan di kerongkongan nya.

"Kalo gua bilang, ada yang suka sama lo, lo percaya nggak?"

Anara menatap bingung Arthan, lalu dia menggelengkan kepalanya. Dia seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Arthan.

Ada yang menyukai nya? Dia saja tidak bisa mencintai dirinya sendiri, apalagi lagi dengan orang lain.

"Kalo gua bilang, gua suka sama lo, gimana? Lo percaya nggak?"

"Percaya?" Beo Anara.

"Arthan nggak usah bercanda, masa Arthan suka sama Anara. Padahal udah jelas banget, kriteria Arthan beda."

Arthan terdiam, dia tersenyum getir. Benar perkataan Azra.

"Lo nggak percaya? Gimana caranya biar lo percaya?" Tanya Arthan.

Anara terdiam, dia juga tidak tahu. Apakah dia bisa percaya? Dia tidak ingin jatuh hanya karena mulai kisah remaja ini.

"Anara nggak tau," jawab nya.

"Kalo Arthan pergi pas Anara udah sayang Arthan, gimana?" Tanya Anara.

Arthan menghela napas, dia mengalihkan pandangan nya dari wajah Anara.

"Sebenarnya udah nggak ada harapan lagi kalo gua di sini. Gua juga mau pergi."

"Maksud nya? Pergi? Kalo Arthan pergi, keluarga Arthan gimana? Mereka pasti khawatir banget sama Arthan."

Arthan tersenyum kecil mendengar nya. Anara tidak tahu masalah nya, apalagi tentang keluarga.

"Mereka nggak bakal peduli," jawab Arthan cuek.

"Broken home?" Cicit Anara.

"Bener!"

Anara tersentak kecil, dia menatap Arthan dengan penuh rasa bersalah. Sepertinya dugaan nya terlalu tepat.

"Maaf Arthan, Anara nggak tau," ujar nya penuh sesal.

Arthan tertawa kecil menanggapi perkataan Anara. Tangannya bergerak mengusap lembut rambut kepala Anara.

"Nggak papa, lagian nggak ada gunanya buat main rahasia-rahasia," jelasnya.

Anara tersenyum lebar, "Kalo ada apa-apa, Arthan cerita aja ke Anara. Anara siap kok jadi pendengar yang baik," ujarnya dengan penuh semangat.

"Makasih, tapi cukup liat lo, itu dah cukup banget bagi gua."

Kedua pipi Anara memerah samar, hanya karena itu, jantung nya berdegup lebih cepat?

Ana Or AnaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang