(4)-Langkah Pertama

33.4K 3K 169
                                    

Happy reading
Guys 😽

Berdiam diri dengan takut-takut, itu yang dia lakukan kala bangun tidur. Bukan tanpa sebab, lihat saja, pemuda yang tidur di dekatnya dengan tangan kekar yang melilit pinggang mungil miliknya.

Gadis berumur 15 tahun itu hanya bisa terdiam kaku. Apa yang harus dia lakukan?

"Ana mau pipis," cicitnya.

Dia mulai mengatur napasnya, hirup lalu menghembuskan, hirup, hembuskan.

"Kak El," cicit Ana sambil menekan-tekan pipi kak El yang begitu nyenyak.

El malah menggerang marah, dia mengeratkan pelukannya. Hal itu membuat Anara kesal dibuat nya.

"KAK EL BANGUN!!" Teriak nya kesal, dia ingin menangis rasanya.

Tidak ada pergerakan. Anara sudah muak jika seperti ini! Dia ingin cepat-cepat buang air.

"Huweee, abang El bangun!! Ana mau pipis," tangisnya.

Cklek

Anara mengalihkan perhatian nya, dia menoleh ke arah seorang pemuda yang masuk ke dalam.

Alino, atau Al, saudara kembar El. Melihat hal itu, Ana langsung mengulurkan tangannya ke arah Al.

"Tolongin Ana, Ana mau pipis, hueee," rengeknya.

Al langsung berjalan ke arah mereka berdua, dia dengan kasar melepas lengan sang saudara yang memeluk erat pinggang Anara.

Anara tersenyum, akhirnya terlepas juga dari jeratan El. Dengan cepat dia bangkit lalu berlari tanpa arah.

"kamar mandi di mana?" Tanya Anara.

Al menunjuk pintu berwarna putih, dengan cepat Anara berlari ke arah kamar mandi untuk menuntaskan panggilan alam.

Memandang tubuh gadis mungil yang tertelan pintu. Dia beralih menatap ke arah sang kembaran yang masih terlelap.

Bugh

Tanpa perasaan, Al menendang tubuh El hingga pemuda itu terjatuh dari atas kasur.

"Arghh, sial!" Umpat El sambil menggerang kesakitan.

Al tanpa rasa bersalah menjauh, dia duduk di kursi belajar milik El. Suasana kamar yang suram memang karena keduanya yang terlihat seperti orang asing.

Tidak ada bercanda! Main-main, ataupun basa-basi, sang Daddy begitu sempurna membentuk karakter mereka yang lebih ke diam tanpa banyak bicara, tapi mengungkapkannya langsung dengan tindakan.

"Anara," gumam El, dia mencari sosok Anara.

Cklek

"Eh!? Kak pucet masih di sini?" Tanya Anara tiba-tiba.

Dia sudah keluar dengan wajah yang lebih segar. Setelah selesai dengan panggilan Alam, dia akhirnya merasa lega.

El menarik Anara mendekat, hal itu membuat Anara terdiam kaku.

HUWAA mama, jantung Ana jedag-jedug!!

Ana Or AnaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang