Upnya insyaallah tiap hari yya...
____________________
____________________
Gendang terasa ingin pecah. Suara tawa, nyanyian, teriakan, tersebar ke setiap penjuru kelas. Hal yang lumrah bagi mereka disaat jam pelajaran kosong. Untuk mereka yang ingin sekali tertidur lelap saat jam kosong, jangan berharap lebih. Kondisi kelas yang sangat riuh tidak akan membuat mata terpejam, jikalau pun iya dirinya akan menjadi bahan aib. Otw jadi profil GC kelas.
Kelas yang ricuh bertambah pecah ketika Kania mengeluarkan kodam toa-nya "woy! Konser gak nih?! Gue yang nyanyi ya?!"
Nizar mendengar teriakan tersebut, lantas dirinya mendekat ke arah Kania. "Suara lo tuh udah kayak kaleng rombeng" ejeknya seperti biasa.
Kania memperhatikan Nizar dengan mata yang tersemat rasa kesal yang bergejolak "maksudnya ngajak ribut? Gitu?" Kedua tangannya ia letakkan di pinggang.
"Lah, emang fakta" Nizar mengangkat bahu tak peduli.
Entah anak siapa, yang jelas Kania sering dibuat kesal olehnya. Tingkah laku, tutur kata, mimik wajah, hampir semuanya yang berada pada Nizar itu menyebalkan. Menurut Kania kemungkinan besar Nizar akan masuk kategori pemecah rekor wajah paling menyebalkan di dunia.
Rasa kesalnya sudah memenuhi ruang hati, terbakar hingga hangus. Tangannya mengepal kuat, sudah sejak lama Kania ingin memukul Nizar, hanya saja dia selalu berhasil kabur dari kejarannya.
Melihat adegan tersebut, Nizar tertawa puas "baperan, wle..." lidahnya dijulurkan.
Sedangkan pada sisi lain, Nisa dan Rara tengah menonton aksi pertandingan Kania dan Nizar. Meski sudah bosan setiap hari harus seperti itu.
Nisa mengambil nafas jengah "anter gue ke perpus mau gak? Puyeng banget di kelas" ujarnya, membuat Rara menoleh.
Nisa Maulidy Thifana, si paling tidak suka keramaian. Warga kelas introvert satu ini memang sudah terlihat dari tampangnya yang tergolong jarang sekali bersosialisasi, mirip wibu nolep. Tidak selamanya nolep, Nisa masih normal dan bisa berinteraksi dengan siapapun yang sudah dekat dengannya.
"Hah Nisa pusing? Kita ke UKS aja yuk, masa pusing ke perpus sih" ucap Rara sambil hendak memegang tangan Nisa. Bisa dilihat, kini hati Nisa sudah mengarungi samudera air kesal. Bola matanya ia rotasikan bersamaan dengan nafas yang ia keluarkan secara kasar.
"Udahlah gue sendiri aja. Cape lama-lama ngomong sama lo!" Ujarnya. Namun sebelum Nisa pergi, seseorang tampak membuka pintu kelas. Seorang laki-laki paruh baya berseragam batik hitam putih.
Seketika kelas menjadi hening kembali, siswa-siswi yang tadinya berlari-lari, melompat-lompat, bahkan kayang kini duduk rapi di kursi miliknya masing-masing. Warga kelas solid, sinyal-sinyal guru mendekat ke arah kelas dapat dirasakan oleh mereka, seluruhnya. Selain solid, mungkin ikatan batin mereka terhubung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanza : Kania X Zaki [ END ]
Teen Fiction‼️WARNING‼️ Terdapat kata-kata kasar di dalamnya. Jadi, dimohon untuk bijak dalam membaca. Ambil baiknya, buang buruknya. _______________________________ "Bahkan semesta pun tidak akan pernah menduga jika takdir mempersatukan kita lewat doa" ~ Muham...