18. Hilang

98 12 28
                                    

Maaf pas hari Kamis gak up😭🙏

____________________

____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


____________________

Malam tiba dengan sambutan gerimis kecil, membasahi daun-daun yang bergoyang karena hembusan angin. Kania dan Leni sekarang sedang berada dalam perjalanan menuju rumah Zaki, mereka tidak memerintahkan pak Yadi sebagai supir. Tapi Leni sendiri lah yang menjadi supir.

Keduanya duduk di bangku depan, dan bangku belakang terlihat kosong, sedangkan bangku tengah di isi dengan belanjaan sebagai oleh-oleh untuk Nina, sang ibunda Zaki.

Sesampainya di sana, mereka segera mengetuk pintu, juga mengucapkan salam, "assalamualaikum" ucap mereka dengan serempak.

"Waalaikumussalam" terdengar jawaban dari dalam, kemudian pintu berwarna putih tersebut terbuka, hingga lah nampak raut wajah Nina yang gembira.

"Ayo-ayo masuk" Nina mempersilahkan mereka berdua untuk masuk.

Kini Kania dan Leni sudah masuk ke dalam rumah Zaki itu, mereka juga memberikan oleh-oleh tadi kepada Nina.

"Aduh padahal gak usah repot-repot bawa ini segala" ujar Nina.

Leni tertawa kecil "gak papa, lagian juga kita kan udah lama gak kumpul bareng. Jadi, oleh-oleh ini bentuk hadiah dari kita, kalo saya sama Kania senang bisa berkumpul kembali seperti dulu" ucap Leni sembari menepuk-nepuk halus bahu Nina.

Nina tersenyum simpul "iya makasih ya. Ayo duduk, udah disiapin tuh makanannya" ajak Nina.

Mereka berdua mengangguk, lalu berjalan mendekati meja makan. Kini Kania dan Leni tengah terduduk, sedangkan Nina sedang memanggil keberadaan Zaki dan suaminya Hendra.

Semuanya sudah berkumpul di meja makan. Selama percakapan berlangsung, Zaki hanya bisa menundukkan pandangannya, bibirnya sudah ia gigit berkali-kali karena menahan senyuman.

Sama halnya dengan Kania, ia merasa canggung dengan kondisi seperti ini. Kania sedang menahan habis-habisan rasa salting yang bergejolak pada dirinya.

Hendra melihat ada yang aneh dengan anaknya itu, begitu pula dengan Kania. "Gimana sih duo remaja ini, dulu pas kecil akrab banget sering ngobrol. Kok sekarang diem-dieman kayak gini sih, hayo kenapa?..."

Mendengar itu sontak Zaki mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Hendra, "ih enggak loh ayah..." Jawaban Zaki membuat Hendra terkekeh.

"Jangan-jangan pada saling suka nih, ekhem cie-cie..." Ujar Hendra dengan sedikit batuk palsu di dalamnya.

Leni, Nina, dan Hendra tertawa. Sedangkan Kania terlihat mengangkat kedua sudut bibirnya, membuat Hendra semakin menjadi-jadi untuk menggoda kedua remaja itu.

Kanza : Kania X Zaki [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang