6. Sakit

160 23 7
                                    

"Mengingatmu seperti luka sayatan yang ditaburi garam"

~ Kania Casandra Melani

___________________

____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________________

Cahaya matahari runtuh, awan hitam menggenang memenuhi cakrawala. Kania sedang menikmati semilir angin malam di balkon kamarnya. Di temani rintik hujan yang sedari tadi mengguyur pepohonan dan jalan raya. Ia sesekali merentangkan tangan kanannya, untuk menikmati setiap tetesan air hujan. Seketika air matanya jatuh melewati pahatan wajahnya yang mulus.

Perasaannya hancur lebur saat ayahnya mengatakan bahwa dia lah yang seharusnya mati. Itu sangat menyakitkan, bagai ribuan panah yang menusuk hati. Bukankah setiap anak ingin mendapatkan kasih sayang seorang ayah? Mengapa Kania tidak? Untung saja ia masih memiliki seorang ibu, yang bisa menyayanginya secara tulus.

"Ya Allah...rasanya sakit, Kania juga pengen di peluk ayah kayak anak lain, bukan dihadiahin tamparan kaya gini..." Nafasnya tersengal.

Berbagai memori berputar di otak Kania bagai kaset yang dimainkan, ia teringat akan kejadian tersebut. Itu terjadi sepuluh tahun yang lalu.

"Bang Aka!" Kania mencari Raka di setiap sudut rumah.

"Bang Akaa!..."

"Ishh bang Raka kemana sih!" Kania berkacak pinggang."Ooohhh mungkin di dapur" Kania dengan segera berlari ke arah dapur.

"Nah udah ketemu bang Aka nya. Tapi kok banyak darah ya?" Kania terlihat bingung dengan darah yang berceceran di lantai. Sedangkan badan Raka membelakangi arah datangnya Kania, sehingga Kania tidak dapat melihat apa yang sedang Raka lakukan. Lalu dengan segera Kania menghampiri Raka dan main-main menyenggol Raka.

Kania sedikit lebih mendekat "bang Raka lagi ngapain?" Tanyanya. Mendengar itu, Raka kemudian menoleh ke arah Kania.

Matanya seketika membulat "ha?!" Kania terkejut dengan luka sayatan di tangan kiri Raka. Raka kembali mencoba untuk menyakiti dirinya.

"Gue bukan Raka!" Ucap Raka dengan nada sedikit tinggi.

"O-oh ini kak Raki ya? Maaf hehe Kania gatau..."

Raka mempunyai kepribadian ganda, yang jika itu kambuh akan membuat Raki-kepribadian keduanya menyakiti tubuh Raka. Raki akan datang ketika Raka merasa sedih atau cemas akan sesuatu.

"Udah ya jangan sakitin tubuh bang Raka lagi, kasian bang Raka nya" Kania mencoba mengambil pisau di tangan Raka.

Raka menodongkan pisau itu pada Kania "jangan sentuh gue! Atau gue cabik-cabik nih tubuh!"

Kanza : Kania X Zaki [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang