____________________
____________________
Sisa tenaga yang Zaki punya sebisanya ia pakai. Sekian lama Zaki berjalan, akhirnya cahaya terang dari lampu membuat dirinya cepat-cepat menghampiri. Untung saja setelah dirinya sampai di tempat camping semua siswa-siswi sudah berada di dalam tenda.
Tanpa berlama-lama lagi Zaki segera masuk, kakinya tidak bisa lagi menopang tubuhnya hingga dirinya terjatuh. Semua yang berada di sana termasuk Nizar dan Geri langsung menghampiri Zaki dengan mimik wajah yang panik.
"Ki! Lo kenapa?!" Tanya Nizar.
Zaki menggelengkan kepalanya, dadanya naik turun karena berusaha menghirup oksigen, sesak yang dirasa. Pahatan wajah yang mulus kini terlihat bekas luka memar membiru. Tak hanya itu, Hoodie yang ia pakai terlihat berlumuran darah, "g-gue mual..." Lirihnya dengan setengah mata tertutup.
Hingga kemudian Zaki kembali memuntahkan darah dengan jumlah yang sangat banyak. Sontak semuanya panik, Geri sesegera mungkin berlari ke arah tenda PMR untuk meminta bantuan.
Dan tahu apa yang Geri lihat? Kania sama halnya. Bagian kepala yang berbalut kerudung penuh dengan darah segar yang mengalir, wajahnya juga memiliki luka memar. Dirinya kini tidak sadarkan diri sedang digotong menuju mobil yang telah disiapkan.
"Pak tolong pak! Zaki pak!" Geri menunjuk ke arah tenda.
"Apa? Ada apa?"
"Zaki muntah darah banyak banget pak, tolong pak tolong" tangan Geri bergetar.
Orang-orang yang berada di sana langsung terkejut dengan apa yang diucapkan sang Geri. Dengan demikian, bergegas mereka menuju tenda yang dimaksud.
***
Setengah jam yang lalu, saat kegiatan menjelajah sudah dimulai sekitar lima menit, Nisa mengajak Kania untuk mengantarnya ke kamar mandi.
"Kan, anter gue yuk ke toilet."
Kania menoleh "hah? Ayok."
Mereka berdua berjalan menuju area kamar mandi, mungkin sudah sedikit jauh tapi tak apa. Namun apa yang terjadi? Saat semua orang berada jauh di sana, Nisa menarik tangan Kania secara kasar.
"Sshh Nis, sakit!"
"Bac*t lo!" Bentak Nisa.
Bruk!
Tubuhnya terlempar ke dalam kamar mandi, tidak ada yang bisa Kania lakukan selain meringis. Sesaat kemudian terlihat keberadaan Ica, Elsa, dan Lily. Tanpa aba-aba, Ica menghampiri Kania yang tengah terduduk di atas dinginnya lantai kamar mandi.
PLAK!
Tamparan melayang keras di pipi kirinya hingga kepala itu tertoleh. Sontak kedua tangan Kania memegangi pipinya yang terasa kebas. Belum mengucapkan sepatah katapun, Bagian belakang kerudung Kania dicengkeram kuat oleh Ica.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanza : Kania X Zaki [ END ]
Teen Fiction‼️WARNING‼️ Terdapat kata-kata kasar di dalamnya. Jadi, dimohon untuk bijak dalam membaca. Ambil baiknya, buang buruknya. _______________________________ "Bahkan semesta pun tidak akan pernah menduga jika takdir mempersatukan kita lewat doa" ~ Muham...