30. Rumah Nizar

68 8 2
                                    

Udh setengah jalan chuyyyy, moga cepet² kelar nih novel

_____________________

_____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________________


Matahari mulai terbit, sinarnya mampu membuat Kania terbangun dari tidurnya. Ia semalaman tidur di halte sendirian, tentunya tanpa guling kesayangan. Untung saja semalam tidak hujan, Kania tidak memiliki selimut untuk menghangatkan badan.


Kania kemudian terduduk menatap jalanan yang lama kelamaan mulai ramai dengan aktifitas manusia. Tak lama setelah itu, ponselnya bergetar menerima chat dari seseorang.

_____CHAT_____

Sunan Kodir:
- entar sore bisa latihan lagi?

Kania:
- selama ada mak lo gw bisa

Sunan Kodir:
- oke
Read

__________

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi, sedangkan Kania belum sarapan apapun. Ia memegangi perutnya yang terus menerus keroncongan, lalu merongoh saku seragam sekolahnya. Dirinya mendapati selembar uang dua puluh ribu rupiah.

Kania pikir, ia tidak bisa hidup hanya dengan uang tadi saja. Ia harus segera mencari pekerjaan agar tetap bisa makan. Emang ada ya kerjaan yang nerima anak SMA? tanya Kania dalam hati.

Namun setelah ia pikir kembali, lebih baik Kania berlatih memasak di rumah Nizar pagi ini saja, makan gratis. Dirinya kembali membuka ponselnya untuk mengirimkan chat pada Nizar. Namun sayangnya ponsel tersebut kehabisan baterai, Kania harus segera mengisi dayanya.

"Ah! Gue lupa bawa charger-an" Kania menepuk jidatnya.

Mau tidak mau ia harus pergi ke rumah Nizar sekarang juga, jika saja pergi ke rumah Zaki itu akan membuatnya malu. Lebih baik pergi saja ke rumah Nizar, ia kan sudah bersepakat untuk latihan nanti sore, walaupun sekarang masih pagi, tak apa.

Sayangnya rumah Nizar cukup jauh dari halte tersebut, untung saja angkutan kota lewat di depan matanya. Sesegera mungkin Kania memanggilnya, dan menaiki angkot tersebut.

Sesampainya di depan rumah, ralat gerbang maksudnya. Sesampainya di depan gerbang rumah Nizar, ia menghampiri pos satpam untuk izin memasuki rumah teman sekolahnya itu. Tentu saja satpam rumah Nizar akan menyetujuinya, karena Kania pernah masuk ke rumah kediaman Marthesano.

Tok! tok! tok!

Kania mengetok pintu rumah. Bodoh, seharusnya ia memencet bel yang bahkan ada di samping kanan.

Kanza : Kania X Zaki [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang