48. Camping 2

65 6 17
                                    

____________________

____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________

Dan untuk sekarang acara masak-memasak sudah dimulai satu menit yang lalu. Namun ada yang disayangkan, warga kelas hanya bisa menonton Nizar yang kini tengah sibuk mengerjakan kegiatannya. Tak tahu apa yang ada dipikiran mereka, tidak ada yang berinisiatif membantunya satupun?

"Woy! Bantuin kek, apa gitu" kata Nizar tanpa mengalihkan pandangannya pada kerumunan penonton.

"Entar klo kerjanya gk bener lu malah ngamuk," jawab Geri seraya bersekap dada.

Nizar berdecak "ciri-ciri gak niat bantuin" dumelnya.

Zaki yang mendengar pernyataan kesalnya itu turun tangan. Ia mendekati Nizar dan segera jongkok, "dede Nizar mau dibantuin apa? Hm?" Tanyanya dengan khas deep voice.

Sontak seluruh makhluk yang ada di sana membulatkan matanya, mungkin tempe goreng pun akan ikut serta membulatkan mata, jika punya.

"Sejak kapan dia gini?" Nayla masih tak percaya.

Geri menghela nafasnya "baru tau lu?" Tanyanya, "ini nih yang disangka sama orang-orang kalo dia cool, keren, kece, ganteng, adem, ayem. Nyatanya? Gini, ini kenyataannya" Geri menunjuk ke arah Zaki dengan seluruh jari pada kedua tangannya. Tiada jawaban selain oh dan anggukan.

Sepertinya Zaki salah memilih tempat dan waktu untuk menjadi dirinya yang sebenarnya, mungkin untuk beberapa waktu yang dekat akan menjadi topik baru. Namun lihat, di sisi lain Kania tengah menutup mulutnya dengan tangan kiri serta pipi yang memerah.

YA ALLAH MAS, NENG KANIA GAK KUAT. APALAGI NANTI KALO UDAH NIKAH, SUARANYA ITULOOHHHH

Nizar menggaruk kasar kulit kepalanya "udah-udah gak usah banyak drama, dibilang masak bisa beres sama satu orang? Nggak woy! Bantuin gak?!" Dia menggulung lengan Hoodie-nya.

"Iya-iya, bawel lu" Nisa memutar bola mata malas. Yang lain? Hanya bisa pasrah dengan apa yang dikatakan Nizar. Sebenarnya mereka yang salah, hanya diam menjadi beban.

GAK BISA INI GAK BISA, GUE PENGEN GULING-GULING DI TANAH Kania masih melanjutkan kegiatannya.

Nizar yang sadar segera menegurnya, karena memang keberadaan Kania menjadi hal yang mencolok, seluruhnya sudah jongkok sedangkan ia masih tetap berdiri dengan posisi yang sama seperti tadi. "Ini anak satu kenapa dah?"

Kania tersadar, ia bersikap seperti biasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa, "o-oh iya."

Kegiatan dilanjutkan dengan keadaan tenang, sunyi, sepi, tentram, aman, dan damai. Sebenarnya itu hal aneh yang baru kali ini saja terjadi, karena jika hari-hari berjalan seperti biasanya atau saat sekolah, kelas akan terasa di hutan liar.

Kanza : Kania X Zaki [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang