11. Hancur

142 18 11
                                    

Lagi nyoba nulis lagi hhe...

Kemarin² lagi sibuk man teman, mohon dimaklumi.

____________________

____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________________

Menit-menit berlalu, Kania perlahan membuka matanya, menatap ke sekeliling. Seseorang duduk di sana, tidak jauh dari tempat ia terbaring. Dalam kesadarannya yang masih setengah, Kania bergumam "Zaki?"

Mendengar itu, sontak kepala Zaki menoleh ke arah Kania. Keduanya saling bertatapan saat itu juga, tapi Zaki sesegera mungkin untuk mengalihkannya.

"Kamu yang bawa aku ke sini?" Tanya Kania yang masih setia dalam posisi tidurnya.

Zaki mengangguk sebagai jawaban.

"M-makasih" ucapnya, terbata-bata.

"Sama-sama."

W-what?! Berarti tadi gue digendong Zaki?! batin Kania menjerit, tak pernah menyangka takdir. Setelahnya Kania berusaha bangkit untuk duduk.

"Eh, jangan dulu, kamu masih sakit. Tiduran aja..." Ujar Zaki dengan tubuhnya yang dibangkitkan.

Kania menggeleng semu "takut dimarahin Bu Irma."

Jangan keras kepala bisa gak? Hati Zaki geram. "Yaudah kalo mau pingsan lagi, gak bakal ada yang nolongin" ujarnya, cetus.

Kalimat tersebut membuat Kania berpikir sejenak. Ada benarnya juga, lagipula Bu Irma pasti akan memaklumi hal ini. Tak hanya Kania yang sedang memikirkan sesuatu pada saat itu, Zaki juga. Dirinya ingin masuk kelas, tapi Kania sendirian di sini. Ia tidak tega untuk meninggalkannya.

"Pergi aja, aku bisa sendiri" titah Kania. Bagaimana dia tahu? Tapi tetap, Zaki bersikukuh diam ditempatnya.

"Aku gak papa, pergi aja" perkataan Kania membuat pikiran Zaki lebih rumit berkali-kali.

"Tapi-" ucapan Zaki terpotong.

Kania tersenyum kecut ke arahnya, "gak papa" ucapnya, membuat Zaki memberdirikan tubuhnya lalu keluar dari ruangan tersebut.

Ruangan lengang, menyisakannya sendirian. Kania masih terbaring, menatap langit-langit. Perlahan tersenyum, mengingat jika Zaki yang menyelamatkannya. Entah berapa lama dia melamun, tersenyum, melamun lagi, tersenyum lagi. Seperti itu kira-kira. Bel istirahat berbunyi, mengeluarkan suara cukup bising dari mereka yang terburu-buru keluar kelas.

Begitu juga dengan Nisa, Rara, dan Lily. Mereka juga buru-buru untuk menghampiri Kania di ruang UKS. Mereka mengetahui hal itu dari Zaki.

"Eh kamu gak papa Kan?" Tanya Rara dengan raut wajah cemas.

Kania menoleh "gak papa, kalo kumat emang gini" jawabnya dengan santai.

"Mata lo gak papa, itu pingsan ege" tatapan mata Nisa sulit diartikan. Kania hanya terkekeh kecil.

Kanza : Kania X Zaki [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang