41. Kalah

41 7 5
                                    

______________________


_____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________________

Berhubung hari ini libur, alias tidak masuk sekolah, Kania merasa bosan. Tidak ada aktivitas apapun yang bisa ia kerjakan. Ia sedang sendirian di dalam kamar dengan posisi melamun menatap lantai kamar sembari duduk.

Tok! tok! tok!

Ketukan pintu membuatnya tersadar. Kania segera berjalan untuk membuka pintu kamar. "Iya?" Ia sedikit terkejut karena Heri lah yang mengetuk pintu kamar.

"Mau ikut makan siang?" Tanyanya dengan nada lembut.

Kania merasa heran dengan tingkah laku ayah tirinya itu, "mmm... gapapa Kania gak ikut aja, takutnya ganggu" jawab Kania dengan menundukkan pandangan.

Heri tersenyum hangat, tangannya terangkat mengelus kepala Kania "ikut aja, ya?" Tanyanya sekali lagi.

Kania mendongakkan kepalanya, menatap mata Heri yang tingginya melebihi tinggi tubuhnya. Ia kemudian mengangguk "i-iya, Kania ikut." Dirinya masih tidak percaya dengan momen ini.

"Yaudah siap-siap sana. Ayah tunggu di bawah ya" Heri melambaikan tangannya sebelum pergi untuk turun ke bawah.

Kania masih diam mematung, apakah ini mimpi? Ia mencoba untuk sedikit memukul wajahnya, dan itu terasa sakit. Dirinya masih tidak percaya, tangan kirinya menjadi sasaran untuk ia cubit, hasilnya tetap sakit.

Perlahan Kania tersenyum, "akhirnyaaaa" ia merasa sangat senang.

Lalu dengan secepat kilat Kania segera mengganti baju dengan menggunakan setelan andalannya. Heri menunggu sekitar sepuluh menit. Setelah Kania siap, dirinya segera turun menghampiri Heri.

"Ayah" panggilnya.

Heri menengok, "eh, yuk berangkat."

Selain Heri, Kania melihat keberadaan Ica dan Leni. Jujur saja, ia takut akan terjadi hal yang dapat menyakiti dirinya lagi. Kania hanya menatap mereka sekilas, lalu menundukkan pandangannya.

"Kenapa jadi diam-diaman? Ayok" ajak Heri sekali lagi.

Kemudian keempatnya pergi menuju mobil yang sudah disiapkan. Heri sebagai supir, Leni berada di bangku depan, serta bangku tengah diisi oleh Kania dan Ica. Ini sangat canggung, tidak ada percakapan sedikitpun yang keluar dari mulut mereka. Bahkan Ica dan Kania sibuk memainkan ponselnya masing-masing. Kegiatan tersebut terjadi sepanjang jalan hingga tempat tujuan sudah di depan mata.

"Nah alhamdulilah sampai" kata Heri sambil menarik rem tangan.

Kania yang menyadarinya sontak terkejut dan merasa sangat kebingungan, ia juga mengerutkan alisnya. Sedangkan Leni dan Ica tidak sedikitpun menyadari apa yang baru saja Heri katakan.

Kanza : Kania X Zaki [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang