22. Diary

85 9 0
                                    

Sesuai jadwal watashi balik lageee

Sebenernya revisi Kanza itu bisa bgt dikebut, tapi watashi malas😭🙏

___________________

___________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________

Pagi yang malas, Kania harus segera berangkat ke sekolahnya. Sekolah rasa penjara, tapi jika Kania tidak berangkat sekolah, ia tidak bisa melihat Zaki hari ini. Khusus hari ini Kania tidak diantar oleh pak Yadi, tapi ia membawa motor Vespa berwarna merah marun. Alasannya hanya karena ia malas menunggu jemputan.

Akhir-akhir ini Kania jarang sarapan pagi, tatapan Leni padanya selalu sinis, itu membuat dirinya merasa tidak nyaman. Tapi di sisi lain ia merindukan momen bercerita panjang saat sarapan seperti waktu dulu. Apalah daya, takdir sudah tertulis semacam ini.

Saat sampai di sekolah, Kania segera turun dari motornya dan meletakkan helm miliknya. Perlahan berjalan menyusuri lorong sambil memainkan ponsel, hingga pada akhirnya dia sampai di dalam kelas.

"Kania semalem lo kenapa?" Tanya Nizar.

"Hah?" Tanya Kania, ia meletakkan tasnya.

"Huh hah huh hah. Lo semalem nangis sambil hujan-hujanan, kan? Nape lo?" Tanyanya lagi, seraya berkacak pinggang.

Kania menarik nafasnya perlahan "gak papa" jawabnya.

Nizar mengangkat satu alisnya "jelas-jelas gue liat lo gak baik-baik aja waktu itu. Lo teriak-teriak sambil nangis" jelas Nizar. Namun Kania menghembuskan nafasnya kasar sebagai balasan.

"Tenang aja perkara-" perkataan Nizar terpotong.

"Ada Nizar sama Kania? Dipanggil ke ruang BK tuh" panggil seseorang di depan pintu kelas, membuat seisi kelas menengok.

Kania dan Nizar mengangguk secara bersamaan, lalu keluar kelas secara bersamaan pula. Nizar berjalan di depan Kania, sedangkan Kania berjalan tepat di belakang Nizar. Jantungnya berdebar tak karuan.

Dan saat sampai di ruang BK, Kania langsung dipersilahkan untuk duduk pada kursi empuk berwarna hitam dan putih. Kania duduk di kursi panjang bersama Bu Vira selaku guru BK, sedangkan Nizar duduk di kursi yang berhadapan dengan Kania.

Bu Vira mengelus lembut punggung Kania, lalu bertanya "ibu dapat laporan dari Nizar kalo anak ibu yang satu ini di-bully, ya?"

Kania terdiam, lalu menunduk dan mengangguk tipis.

Bu Vira tersenyum "kenapa gak lapor aja sayang?" Tanya Bu Vira lagi, Kania hanya menggeleng.

Pandangan Kania terangkat, "tapi Kania gak papa kok Bu" ujarnya.

Bu Vira menghela nafas panjangnya, lalu memperlihatkan sebuah video. "Liat tuh, anak ibu sehancur ini masa iya gak papa" kata Bu Vira. Kania terdiam melongo melihat video dirinya semalam menangis di tengah hujan.

Kanza : Kania X Zaki [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang